Sunday, May 30, 2010

Sinyal Seluler Maxis Malaysia "Jajah" Indonesia

Sejumlah warga Nunukan, Kalimantan Timur, kesal dengan masuknya sinyal Maxis, operator seluler asal Malaysia ke wilayah tersebut. Tak hanya merasa dirugikan karena pulsa berkurang saat menerima pesan singkat pemberitahuan dari operator telepon seluler di Malaysia, tapi sinyalnya yang masuk tiba-tiba juga mengurangi pulsa hingga Rp 9.000.

"Saya tidak tahu kalau sinyal saya berubah dari Simpati ke Maxis. Pada saat saya terima panggilan teman, tiba-tiba pulsa saya berkurang Rp 9.000. Pernah juga saya mengirim SMS, kok tiba-tiba pulsa saya berkurang Rp 4.000. Ternyata MAXIS yang masuk," kata Jufri, warga Pelabuhan Baru Nunukan, Kamis (27/5/2010).

Sinyal dari operator seluler Indonesia yang mereka gunakan seringkali ditimpa Maxis. Pesan singkat pemberitahuan yang masuk tersebut berisi pesan "Welcome to Malaysia!Maxis wishes you a pleasant stay. The current FOREX rate dated 26-05-2010 is 2786.72IDR = 1MYR".

Dalam dua bulan terakhir ini, sinyal Maxis semakin kuat bahkan hampir menjangkau seluruh wilayah di Pulau Nunukan. (Tribunkaltim.co.id/Niko Ruru)



27 Mei 2010


Source: http://tekno.kompas.com/read/2010/05/27/19355455/Sinyal.Seluler.Maxis.Malaysia..quot.Jajah.quot..Indonesia

Masuknya Maxis ke Nunukan Diduga Disengaja

Koordinator Plasa Telkom Nunukan, N Simanjuntak mengatakan, ada kemungkinan masuknya sinyal Maxis, operator telepon seluler di Malaysia, ke Nunukan, Kalimantan Timur, disengaja untuk menambah power peneriman sinyal di perbatasan.

"Kemungkinan memang ada unsur kesengajaan. Memang sudah banyak yang mengeluhkan masalah ini," ujarnya, Kamis (27/5/2010).

Terhadap persoalan ini, ia akan segera menyampaikan kepada pimpinannya di Jakarta. "Nanti pihak Telkom akan menyampaikan kepada pemerintah. Selanjutnya pemerintah Indonesia akan berkoordinasi dengan Malaysia," katanya.

Sejak dua bulan terakhir, warga Nunukan diresahkan masuknya sinyal Maxis yang menyebabkan pengguna telepon seluler harus mengeluarkan biaya yang lebih besar. Selain harus membayar setiap pesan singkat pemberitahuan dari Maxis, menerima telepon juga dikenakan biaya Rp 9.000. Untuk mengirim pesan singkat, pengguna telepon seluler dikenai biaya Rp 4.000. (Tribunkaltim.co.id/Niko Ruru)



27 Mei 2010


Source:http://tekno.kompas.com/read/xml/2010/05/27/19391944/Masuknya.Maxis.ke.Nunukan.Diduga.Disengaja-12

Wednesday, May 5, 2010

Potret Buram Teknologi Bagi Generasi Muda

Seminggu yang lalu tepatnya pukul sembilan malam, saat kebosanan menyergapku, kuputuskan untuk ke warnet sekedar ingin chating untuk mengusir bosanku. Kupilih warnet yang gak jauh dari rumah. Sampai di warnet aku dapat tempat yang paling ujung, karena sisa itu tempat yang tersisa, di samping tempatku yang hanya dibatasi oleh sekat dari triplek ada dua bocah yang kira-kira masih berumur 11-12 tahun.

Mereka sesekali tertawa terkikik-kikik dan berbisik-bisik satu sama lain. Karena penasaran aku pun mengintip mereka dari balik sekat triplek itu. Dan aku sungguh terkejut. Di layar monitor mereka terlihat foto-foto syur wanita-wanita. Aku masih saja mengamati mereka dari bilikku. Kulihat pula mereka membuka situs-situs vidio-video porno. Sambil saling pandang dan tertawa bisa kulihat juga mereka sedang asik ber cybersex lewat chating. Wah hal seperti ini gak bisa didiamkan saja. Aku memberitau operatornya atas tindakan anak-anak di bawah umur itu. Dan operator pun bertindak menghentikan mereka.

Kejadian ini mungkin hanya sedikit dari semua kejadian penyalahgunaan teknologi oleh anak-anak di bawah umur. Dunia maya memang mengasyikkan, kita bisa tahu informasi dari seluruh belahan dunia dengan sekali klik. Kita bisa punya banyak teman dari berbagai negara lewat chating, bisa pula mengenal banyak orang lewat situs-situs pertemanan yang sekarang lagi marak, dan banyak lagi kemudahan, keuntungan yang kita dapat lewat dunia maya.

Tapi kecanggihan dunia maya pun bisa menjebak kita pada hal-hal yang negatif. Tidak adanya filter bagi semua situs di dunia maya, membuat siapapun bisa menikmatinya dengan leluasa termasuk anak-anak. Situs situs porno, video-video mesum, foto-foto bugil dengan bebas dapat di akses lewat dunia maya. Tidak cuma lewat dunia maya, video porno dapat diakses dengan menonton DVD-DVD porno yang peredarannya tak berhenti malah bebas di jual di pasaran. Foto foto porno pun gampang di dapat lewat majalah-majalah orang dewasa yang di jual bebas hingga anak-anak pun bisa memilikinya.

Jadi gak mengheran kan jika anak-anak di bawah umur bisa melakukan pemerkosaan dan sadisnya lagi korban mereka pun masih di bawah umur. Anak-anak itu pun gak segan-segan merekam tindakan mesum yang melibatkan mereka sendiri, menyebarkannya lewat handphone. Terbukti dengan terkuaknya beberapa kasus video mesum yang melibatkan anak-anak di bawah umur. Sangat memprihatinkan nasib anak-anak bangsa. Moral mereka lama-lama terkikis oleh arus modernisasi dan perkembangan teknologi yang tak bisa tersaring dengan baik.

Dan itu jadi tugas utama kita untuk menyelamatkan mereka dari arus globalisasi yang semakin bebas. Memberi pendidikan seks dari lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah. Memberi mereka pengertian sisi baik dan buruknya informasi yang bebas, mendorong mereka untuk kreatif dan melalukan hal-hal yang positif baik dilingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat.Dan selalu jadi panutan yang baik untuk mereka anak-anak negeri.

Mereka adalah cerminan masa depan bangsa ini. Jika dari sekarang moral mereka sudah sudah tidak baik, bagaimana mereka dapat jadi pemimpin bangsa suatu saat nanti. Jangan hanya mengurusi masalah politik, perebutan kekuasaan, saling ejek dan mencari kesalahan masing-masing. Namun bersama-sama selamatkan anak-anak Indonesia dari kekerasan moral dan mental serta fisik mereka. Karena bangsa yang berhasil adalah bangsa yang generasinya memiliki moral dan prestasi yang baik.(KOMPASIANA/Dyah Sahertian)



03 Mei 2010
Source:http://tekno.kompas.com/read/2010/05/03/23473170/Potret.Buram.Teknologi.Bagi.Generasi.Muda

Menanti Kejutan Teleskop Hubble

LAPORAN IPTEK

Gegap gempitanya tidak terasa di Indonesia ketika akhir April lalu teleskop Hubble genap berusia 20 tahun di antariksa. Memang di sinilah ironinya. Ketika bangsa lain telah melambung jauh dalam upaya memahami semesta, bangsa kita

terpuruk dalam persoalan keseharian yang tidak membanggakan: pertikaian, kemiskinan, dan korupsi yang tiada habisnya.

Tak ada yang pernah menduga, kehadiran teleskop Hubble telah menjawab pertanyaan manusia yang paling mendasar tentang pembentukan alam semesta, tata surya, Bumi, dan terutama asal usul manusia.

”Kuncinya ada pada temuan bahwa bintang-bintang yang baru lahir mengandung elemen kimia yang sama dengan penyusun tubuh manusia,” kata John Grunsfeld, mantan astronot yang tiga kali ikut misi perbaikan teleskop Hubble, seperti dikutip CNN.

Dalam hal pemahaman alam semesta, citra-citra yang dikirim teleskop Hubble juga memberi kontribusi luar biasa. Kosmologi yang dulu spekulatif karena tingkat ketidakpastiannya tinggi—di atas 50 persen—kini menjadi sangat terukur dengan tingkat ketidakpastian kurang dari 10 persen.

Seperti diungkapkan Dr Premana W Premadi, peneliti bidang kosmologi, teori, komputasi, dan pengajar Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung, teleskop Hubble telah membuat apa yang disebut konstanta Hubble semakin akurat. Konstanta Hubble adalah parameter untuk menghitung laju pengembangan alam semesta.

”Dengan tingkat ketelitian konstanta Hubble seperti sekarang, bisa ditentukan bahwa umur semesta 13,7 miliar,” kata Premana.

Kemampuannya menangkap obyek-obyek yang jauh juga menghasilkan citra-citra galaksi saat semesta masih muda. Inilah yang memberi pengetahuan tentang bagaimana alam semesta bertumbuh kembang.

Bisa dikatakan, Teleskop Hubble adalah mesin waktu yang membawa para astronom ke masa lalu, menengok bagaimana persisnya embrio galaksi 14 miliar pada tahun sebelumnya. Hubble bahkan memotret bintang- bintang yang berumur ”hanya” 600 juta tahun pasca-Dentuman Besar (Big Bang).

Harapan dan kenyataan

Ketika diluncurkan dengan pesawat ulang-alik Discovery pada 24 April 1990 dan ditempatkan di orbit pada hari berikutnya, harapan para astronom yang sedemikian tinggi sempat pupus. Soalnya citra-citra yang dikirim ternyata sangat kabur.

Ternyata, masalah berasal dari cermin utama Hubble yang berdiameter 2,4 meter. Meski hanya meleset 2,2 mikrometer, citra dari teleskop senilai 1,5 miliar dollar AS itu menjadi amat buruk. Para ilmuwan di Badan Aeronautika dan Antariksa Nasional (NASA) semakin pusing saat enam giroskop yang mengatur orientasi gerak teleskop rusak satu demi satu.

Ketika pada tahun 1993 NASA meluncurkan misi perbaikan, orang tak berharap banyak. Ternyata, pemasangan instrumen dan giroskop baru menyelamatkan Hubble. Dua tahun kemudian, Hubble mengirim gambar spektakuler: pembentukan awal galaksi seperti yang dihuni manusia sekarang, pada masa satu miliar tahun pasca-Big Bang.

Total sudah lima misi berangkat memperbaiki Hubble. Tahun 2004, NASA mengumumkan tak akan mengirim misi lagi gara- gara meledaknya pesawat ulang-alik Columbia pada tahun 2003. Namun, berkat petisi masyarakat dan para astronot, misi perbaikan terakhir meluncur pada Mei 2009.

Dinamai sesuai astronom besar AS, Edwin Powell Hubble (1899-1953) yang pada dekade 1920-an menemukan galaksi-galaksi jauh di luar Bima Sakti, teleskop legendaris ini telah berperan besar meredefinisi pengetahuan manusia tentang galaksi, lubang hitam, dan teori pembentukan planet.

Menembus batas

Bisa dikatakan, Hubble telah membantu manusia menembus keterbatasannya. Ia telah menyajikan citra obyek-obyek antariksa yang jauh sekali jaraknya dari Bumi.

Seperti diketahui, jarak galaksi terjauh dalam Ilmu Astronomi ada yang mencapai 10 miliar tahun cahaya. Jika satu tahun cahaya setara dengan 9.500.000.000.000 kilometer—berarti 9,5 triliun km— sebenarnya sungguh tak terbayangkan jarak yang berhasil dipantau teleskop Hubble.

Sebagai perbandingan, Bulan sebagai benda langit terdekat dengan Bumi, jaraknya adalah 385.000 kilometer.

Teleskop ini bisa menyajikan citra yang sedemikian jernih karena radiasi elektromagnetik yang ditangkapnya tidak terhalangi atmosfer Bumi. Hubble mengorbit pada ketinggian 569 kilometer dari permukaan Bumi. Dengan laju 28.000 km per jam, Hubble mampu mengelilingi Bumi dalam 97 menit.

Energi Hubble berasal dari dua panel surya yang dapat menyediakan daya 2.800 watt. Daya ini yang dibutuhkan teleskop berbobot kurang lebih satu ton dan seukuran bus, setiap kali mengorbit.

Jangkauannya yang luar biasa membuat ilmuwan berlomba mendapat kesempatan mengamati semesta dengan teleskop Hubble. Tidaklah mengherankan bila jumlah proposal pengamatan yang diterima tujuh kali lebih banyak daripada yang dapat diakomodasi Institut Pengetahuan Teleskop Antariksa (STScl) di Baltimore, Maryland, tempat observasi Hubble dikendalikan.

Kejutan berikutnya

Setelah dua dasawarsa mengorbit dan mempersembahkan citra-citra luar biasa, apalagi yang akan dihasilkan Hubble?

”Harapkan apa yang tidak diharapkan,” kata Malcolm Niedner, peneliti Hubble dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland.

Dalam wawancara dengan Newscientist, Niedner mengingatkan bahwa lebih dari separuh perubahan pemahaman manusia tentang semesta berasal dari obyek-obyek foto Hubble pada kawasan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Namun, dark energy (energi gelap) tampaknya bakal menjadi kejutan berikut setelah Desember 2008 Hubble mengirim citra kluster galaksi Abell 85. Berjarak 740 juta tahun cahaya dari Bumi, Abell 85 adalah obyek terbesar di semesta yang runtuh sehingga ideal untuk meneliti dark energy.

Sebelumnya, para ilmuwan memang dikejutkan oleh temuan bahwa alam semesta telah mengembang lebih cepat dari yang seharusnya. ”Tenaga pendorong laju dipercepat itulah yang kemudian disebut dark energy,” kata Premana.

Dark energy adalah penentu seberapa besar galaksi akan terbentuk dan terdistribusi. Oleh karena itu, harapan kemudian bertumpu pada kemampuan teleskop Hubble mencari galaksi-galaksi lebih jauh lagi untuk mengungkap misteri dark energy ini.

Mungkinkan teleskop Hubble menemukan jawabnya? Waktu yang akan menentukan.

Rabu, 5 Mei 2010 | 02:58 WIB

AGNES ARISTIARINI

Telepon Genggam Vs Kesehatan

Penggunaan telepon genggam di dunia terus meluas. Menurut International Telecommunication Union, pemakai telepon genggam tahun ini diperkirakan mencapai lima miliar. Manusia semakin sulit lepas dari genggaman telepon genggam di kesehariannya.

Kenyataan ini memicu kekhawatiran akan dampak jangka panjang radiasi akibat penggunaan telepon genggam terhadap kesehatan. Dugaan dampak radiasi telepon genggam terhadap kesehatan ini dimunculkan banyak peneliti dari sejumlah negara. Penelitian yang luas dilakukan menyebutkan, penyakit yang diduga berkaitan dengan penggunaan telepon genggam antara lain kanker, terutama kanker otak, serta penyakit yang berhubungan dengan saraf, tumor mata, hingga alzheimer.

Namun, penelitian seputar dampak penggunaan telepon genggam terhadap kesehatan, terutama peningkatan angka kejadian kanker, masih pro-kontra. Kesimpulan akan dampak radiasi gelombang mikro dari telepon genggam itu dinilai sumir karena teknologi telepon genggam ke depan masih terus berkembang.

Studi lainnya adalah kaitan antara penggunaan telepon genggam dan peningkatan kasus kecelakaan bermotor. Penggunaan telepon genggam saat menyetir dapat mengganggu konsentrasi yang mengakibatkan mudahnya terjadi kecelakaan yang merenggut jiwa.

Penelitian itu kemudian didukung dengan pelarangan penggunaan telepon genggam di jalan raya. Di Indonesia, pelarangan juga sudah diberlakukan meskipun pada kenyataannya tanpa pengawasan yang ketat.

Tetapi dalam kaitan kesehatan, seperti tumor otak, kanker kulit, atau penyakit-penyakit yang berkaitan dengan saraf masih belum ada titik temu meskipun dampak kesehatan itu dilihat dari penggunaan telepon genggam yang memperhitungkan lamanya seseorang menggunakan telepon genggam.

Di tengah upaya untuk memecahkan misteri dampak penggunaan telepon genggam dengan kesehatan jangka panjang, peneliti Inggris meluncurkan program penelitian terbesar di dunia pada akhir April lalu. Penelitian yang memakan waktu 20-30 tahun ke depan itu diyakini bisa jadi studi yang semakin obyektif untuk menganalisis dampak penggunaan telepon genggam pada kesehatan penggunanya akibat radiasi.

Studi terbesar di dunia tentang keamanan penggunaan telepon genggam itu bakal merekrut 250.000 pengguna telepon genggam di lima negara di Eropa. Pengguna yang diteliti dari Inggris, Finlandia, Denmark, Swedia, dan Belanda.

Prof Lawrie Challis, anggota peneliti, mengatakan, studi ini penting. ”Kami belum bisa mengatakan dengan pasti bahwa telepon genggam memicu kanker. Bukti-bukti yang ada belum kuat,” kata Challis.

Dalam silang pendapat di antara ilmuwan tersebut, dari sekarang perlu diambil langkah untuk memonitor pengaruh telepon genggam pada kesehatan. Hasilnya akan dinilai obyektif karena pengguna yang dipantau jumlahnya besar dan diamati dalam jangka waktu lama.

Mireille Toledano dari Imperial College London menjelaskan, studi ini bukan cuma diarahkan untuk kanker otak. Sebab, penggunaan telepon genggam amat beragam termasuk berselancar di situs internet, yang berarti telepon tidak selalu di kepala.

Yang akan dilihat juga adalah kaitannya pada masalah kesehatan yang lebih luas, termasuk bentuk lain dari kanker, seperti kanker kulit, dan penyakit otak lainnya, seperti penyakit neurodegenerative.

Dalam kaitan penelitian ini, yang dimasalahkan adalah biasanya tergantung pada berapa banyak penggunaan telepon genggam. Penggunaan telepon genggam akan dicatat detail.

Peneliti juga akan memonitor WIFI, telepon tanpa kabel dan penggunaan monitor bayi oleh peserta sebaik dengan penggunaan teknologi yang bergerak, untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang terpaan pada semua radiasi tipe elektromagnetik.

Beberapa penelitian

Sejumlah penelitian yang berlangsung antara lain tentang pengaruh penggunaan telepon genggam pada tumor otak, yang dilakukan selama empat tahun oleh Universitas Leeds, Nottingham, dan Universitas Manchester and Institute of Cancer Research, London. Tahun 2006, peneliti Inggris mengatakan, tidak ada kaitan antara penggunaan telepon genggam dan meningkatnya angka kejadian tumor otak glioma yang biasa terjadi di otak atau tulang belakang.

Andreas Stang dari Martin Luther University of Halle Wittenberg di Jerman dan koleganya melakukan percobaan menguji hubungan antara penggunaan telepon genggam dan risiko uveal melanoma pada 459 pasien dan 1.194 pengontrol.

Mereka dikelompokkan menurut jumlah penggunaan waktu menelepon, tidak pernah menggunakan, pengguna sporadis, dan pengguna reguler. Tidak ada data signifikan antara penggunaan telepon sampai 10 tahun. ”Kami mengamati tidak ada peningkatan angka kejadian uveal melanoma di antara pengguna telepon genggam atau peralatan radio di Jerman, di mana teknologi telepon digital dikenalkan awal 1990-an,” katanya.

Peneliti lain menemukan ada banyak anak muda yang mengeluhkan sakit di ibu jari, leher, dan tangan saat mengetik pesan layanan pesan singkat (SMS). Studi itu dilakukan Sahlgrenska Academy, University of Gothenburg, Swedia. Untuk mengatasi, perlu dilihat penyebabnya seberapa sering pengguna memakai keypad telepon yang kecil. Juga perlu diperhatikan postur tubuh dan jangan mengetik dengan satu ibu jari.

Bagi mereka yang gemar ber-SMS dalam waktu lama, disarankan jangan duduk dengan posisi sama dalam waktu lama. Perlu juga meregangkan jemari dan menggunakan dua ibu jari.

Memang belum ditemukan bukti kuat pengaruh kesehatan pada pengguna telepon genggam anak-anak dan orang dewasa. Para ahli menyarankan penggunaan telepon genggam untuk anak-anak mesti dibatasi. Anak-anak dalam pandangan sejumlah peneliti mudah diserang radiasi microwave karena saraf-saraf mereka masih berkembang, sementara tengkorak mereka masih tipis dibandingkan dengan orang dewasa.

Radiasi yang ditransmisikan telepon genggam bukan radiasi sinar-X, tetapi radiasi microwave. Sebagian ilmuwan khawatir akibat radiasi itu bisa menghancurkan sel-sel otak karena telepon dipakai dekat ke kepala.

Dari studi oleh Pusat Studi Pendidikan Universitas Sheffield Hallam, Inggris, ditemukan 90 persen anak di bawah usia 16 tahun memiliki telepon genggam pribadi dan satu dari 10 menghabiskan waktu lebih dari 45 menit memakainya. Penggunaan SMS di kalangan anak-anak juga tinggi.

Dalam situasi tak pasti disarankan setiap orang berupaya meminimalkan terpaan radiasi dari telepon genggam.

Penggunaan telepon genggam sebisa mungkin jangan sampai membuat ketergantungan yang berlebihan karena bisa memicu stres yang suatu saat juga bisa juga memicu kanker. Disarankan penggunaan hands free saat bercakap-cakap guna meminimalkan radiasi ke otak.

Rabu, 5 Mei 2010 | 03:53 WIB

Ester Lince Napitupulu

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...