Monday, September 14, 2009

Konferensi Perubahan Iklim: Negosiasi Terancam Buntu

Obama dan Yudhoyono Didesak untuk Memimpin

Sukses konferensi perubahan iklim yang akan berlangsung di Kopenhagen, Denmark, bulan Desember mendatang belum terjamin karena hingga sekarang negosiasi berjalan alot dan kompleks.

Hal itu dikatakan pemimpin Climate Group yang berbasis di London, Inggris, Steve Howard, di sela-sela acara World Economic Forum di Dalian, China, Sabtu (12/9).

Konferensi PBB mengenai Perubahan Iklim (UNCCC) untuk Pertemuan Para Pihak Ke-13 (COP-13) di Kopenhagen nanti akan membahas terakhir kalinya tentang kesepakatan baru yang lebih mendalam tentang bagaimana menahan perubahan iklim yang merupakan akibat perilaku manusia. ”Hal itu sudah merupakan kesepakatan ekonomi. Oleh karena itu, pertaruhannya amat besar,” tambahnya.

Banyak negara menginginkan segera menyelesaikan perbedaan pendapat soal teks kesepakatan yang tebalnya kini mencapai 280 halaman. Banyak isu masih diperdebatkan, termasuk masa depan mekanisme pembangunan bersih (CDM) yang tercantum dalam Protokol Kyoto—masa berlakunya berakhir tahun 2012.

Program CDM memungkinkan negara maju mendanai proyek pengurangan emisi CO di negara berkembang sebagai pengganti pengurangan emisi yang diwajibkan.

Pihak Uni Eropa menghendaki China dan sejumlah negara berkembang lainnya menerima mekanisme ”berbasis sektor”, dengan semua industri dalam sektor tertentu harus secara substansial mengurangi emisinya. Bentuk CDM yang diinginkan adalah yang lebih cepat, lebih terjamin kepastiannya, dan dalam skala besar.

Di sisi lain, China menganggap bahwa mekanisme berbasis
sektor merupakan suatu upaya menerapkan kewajiban pengurangan emisi CO secara
terselubung dan tidak memasukkan insentif seperti transfer teknologi dan dana investasi sebagai bagian dari kesepakatan Kopenhagen.

Juga ada usulan termasuk rencana untuk membuat negara berkembang berkomitmen pada ”jalur jalan” (pathways) untuk beralih dari sikap business as usual (seperti biasanya, tanpa ada perubahan) soal emisi CO.

Menurut Howard, sifatnya bukan pengurangan emisi absolut jangka pendek, melainkan perubahan dari emisi yang terproyeksikan jika semua dilakukan secara business as usual. Jika itu dilakukan dengan baik, mereka dapat memperdagangkan pengurangan karbonnya.

Obama didesak

Greenpeace dari Taman Nasional Khao Yai, Thailand,
tempat perlindungan gajah terakhir Asia, memulai perjalanan 15 hari dengan gajah sebagai simbol mendesak Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengambil tonggak kepemimpinan dalam urusan perubahan iklim tersebut.

”Asia Tenggara adalah kawasan yang paling rentan, tetapi
paling tidak siap menghadapi perubahan iklim. Gajah Asia
bersama 20 persen keanekaragaman hayati dunia yang ada di kawasan Asia Tenggara saat ini sangat terancam laju cepat deforestasi yang berakibat memperbesar dampak perubahan iklim,” ujar Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara Von Hernandez. Indonesia merupakan negara dengan hutan terluas di Asia Tenggara.

”Ini saatnya Obama mengambil alih tanggung jawab dan mewujudkan perubahan yang telah ia janjikan. Ia punya kesempatan kedua untuk membuat sejarah lagi. Kesempatan itu bisa terjadi di ajang Sidang Umum PBB di New York, 22 September mendatang,” tambah Hernandez dalam siaran persnya.

Gerakan itu diikuti sejumlah kelompok aktivis lingkungan, antara lain Wild Animal Rescue Foundation Thailand, Agri-Nature Foundation, dan Ancient Siam. (REUTERS/ISW)

Senin, 14 September 2009 | 05:35 WIB

DALIAN, SABTU - http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/14/05354090/negosiasi.terancam.buntu

Ekspor CPO Terganjal Aturan Uni Eropa

Ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia ke negara-negara Uni Eropa terancam terhenti beberapa tahun ke depan. Hal ini merupakan dampak dari aturan Uni Eropa mengenai penggunaan energi terbarukan dari sumber yang terbarukan dan isu lingkungan seputar CPO.

Karena itu, menurut Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono, Minggu (13/9) di Jakarta, Indonesia mulai melirik pasar baru CPO di Asia, Eropa Timur, dan Timur Tengah. Meskipun demikian, Uni Eropa tidak bisa ditinggalkan karena termasuk pasar potensial CPO Indonesia.

Dari data yang ada, total volume ekspor CPO Indonesia tahun 2008 mencapai 7.904.179 ton. Dari jumlah itu, sebanyak 968.205 ton di antaranya diekspor ke Uni Eropa melalui pelabuhan di Belanda.

Beberapa negara tujuan ekspor lain adalah India, China, dan Singapura. Pasar Eropa merupakan tujuan ekspor nomor dua terbesar untuk CPO Indonesia setelah India.

Untuk dapat menjual CPO ke Uni Eropa dan memperoleh insentif, menurut Ketua Komisi Sawit Indonesia Rosediana Suharto, para eksportir harus memenuhi kriteria direktif Uni Eropa tentang penggunaan energi terbarukan. Bila tidak memenuhi kriteria dalam direktif, tidak ada insentif dan tidak ada negara Uni Eropa yang mau membeli komoditas itu.

Direktif disetujui Parlemen Eropa pada 23 April 2009. Target energi terbarukan tahun 2020 adalah 20 persen dari keseluruhan negara di Uni Eropa, 20 persen perbaikan efisiensi energi, 20 persen penggunaan energi terbarukan, 10 persen penggunaan energi terbarukan dalam sektor transportasi.

Salah satu cara untuk mengantisipasi pemberlakuan aturan itu adalah memperluas pasar ekspor ke negara lain, seperti China, Pakistan, Banglades, dan negara-negara di Eropa Timur.

”Tentunya ekspansi pasar baru itu harus mendapat dukungan dari pemerintah. Pelaku usaha akan sulit berjalan sendiri,” ujarnya menambahkan. (EVY)

Komputasi dan Telekomunikasi: Komputer "Netbook"-"Notebook"

Hanya dalam waktu enam bulan tahun 2009, penjualan global komputer kategori netbook telah mencapai 13,5 juta unit. Sampai akhir tahun ini banyak komputer jinjing jenis baru akan diperkenalkan di pasaran dalam persaingan ketat memperebutkan konsumen.

Margin keuntungan yang semakin kecil akibat persaingan harga berbagai netbook juga ikut didorong keterlibatan operator telekomunikasi yang menjadi bagian supply chain managementbaru untuk mendistribusikan komputer netbook. Di kawasan Eropa, Samsung secara agresif menjadi pemain penting karena menjajakan komputernya melalui gerai operator; di Indonesia kita mulai melihat notebook dan netbook dijajakan sebagai paket untuk mengakses data 3G.

Sebuah era baru sedang berkembang mengantisipasi kemajuan teknologi komunikasi informasi, menggelar model bisnis baru meninggalkan pasaran tradisional melalui distributor dan toko-toko penyalur produk komputer. Di sisi operator, masuknya komputer ke dalam tata bisnis yang mereka kelola menjadi pembenaran investasi infrastruktur mereka dalam rangka menjajakan akses pita lebar kecepatan tinggi melalui UMTS maupun HSDPA.

Secara bersamaan, kehadiran netbook juga diperkirakan mempercepat pembenaran bisnis untuk menggelar teknologi LTE (long term evolution) yang melipatgandakan kecepatan kemampuan akses pita lebar seluler. Fenomena ini yang sebenarnya menjelaskan kenapa produsen raksasa ponsel, seperti Nokia, memperkenalkan produk netbook yang disebut sebagai Booklet 3G.

Mini 110

Perusahaan teknologi global seperti Hewlett-Packard (HP) di Indonesia pun mulai menjajakan beberapa produk komputernya pada salah satu operator sebagai bagian dari strategi untuk ikut menikmati besaran pelanggan operator yang mencapai puluhan juta. Dan, fenomena ini akan menjadi semakin luas karena beberapa alasan.

Pertama, kategori netbook memberikan margin yang sangat tipis yang harus dibagi pada mata rantai penjualan yang panjang dari distributor sampai ke front-end penjualan produk-produk komputer di toko-toko tradisional dan modern. Dan, kedua, kerja sama dengan operator memberi keuntungan selain menikmati besarnya pelanggan seluler, sekaligus berbagi biaya promosi dan pemasaran meraih pembeli baru.

Fenomena kerja sama ini menjadi mutlak dilakukan karena siklus produk yang dihasilkan oleh HP, misalnya, berlangsung dalam waktu yang sangat cepat dengan berbagai model notebook dan netbook yang diperkenalkan dalam waktu 1-2 bulan. Ketika konsentrasi dilakukan pada penjualan netbook dengan monitor sekitar 10 inci (diagonal 25,4 cm) dengan harga jual sekitar Rp 5 juta ke bawah, persaingan menjadi semakin ketat ketika pengapalan komputer jinjing untuk kuartal pertama tahun ini mencapai sekitar 530.000 unit atau dua kali lebih banyak dibanding komputer desktop.

Dari jumlah ini, diperkirakan jumlah netbook mencapai lebih dari 80 persen, termasuk produk HP yang terbaru HP Mini 110 (foto kiri), sebagai produk yang terus berevolusi dalam beberapa seri mengikuti sasaran penggunanya. Produk HP Mini 110 dengan harga yang bersaing memiliki berbagai fitur yang lebih ketimbang Mini 1000 dan memiliki pilihan warna yang bisa dipilih konsumen antara lain hitam, putih, dan pink.

Menggunakan prosesor Atom N280 buatan Intel Corp dengan kecepatan 1,66 GHz, memori 1 GB, dan kapasitas hard disk sebesar 160 GB, Mini 110 dengan monitor 10,1 inci, memiliki rancang desain menarik berbeda dengan netbook yang ada di pasaran. Ketika Mini 110 ini dipasang sistem operasi Windows 7 yang terbaru, terasa kalau netbook kecil ini menjadi lebih cepat dan menyenangkan untuk digunakan.

Rancangan baterai pada Mini 110 ini juga berbeda dengan netbook lain, memberikan tonjolan ke bawah untuk memuat baterai kapasitas besar agar bertahan lama. Dan, rancangan baterai ini pun menjadi penyangga menarik menjadikan Mini 110 berada pada posisi kemiringan sekitar 30 derajat, sehingga bagian touch panel lebih rendah, nyaman digunakan.

Untuk bisnis

Untuk kategori bisnis, HP memperkenalkan produk notebook yang terjangkau di bawah Rp 10 juta, seperti seri ProBook 4411s, memiliki rancangan keseluruhan yang menarik dikemas dalam warna merah maroon. Menggunakan prosesor Core2Duo T5870 dengan kecepatan komputasi 2 GHz, memori 1 GB, ukuran layar monitor 14 inci (diagonal 35,5 cm), serta menggunakan perangkat antarmuka ATI Mobile Radeon HD4330 dengan alokasi memori terpisah sebesar 512 MB.

Dilengkapi perangkat optik Blu-ray Combo DVD+/-RW DL Super Multi LightScribe Drive, produk ProBook 4411s ini menjadi notebook menyenangkan untuk digunakan bagi berbagai keperluan. Dengan berat mencapai 2,26 kg, termasuk baterai, ProBook buatan HP ini ideal untuk digunakan melakukan pekerjaan komputasi berat mengolah angka atau grafis.

Desainnya futuristik, memisahkan papan ketik QWERTY dalam struktur berbeda menghadirkan chiclet-style, dengan tombol-tombol yang terpisah satu sama lain. Bagian atas ditempatkan pengeras suara yang di tengahnya terpasang tombol on-off. ProBook 4411s berbeda dengan produk HP lain, membawa sebuah era baru komputer jinjing yang berkelas dan menunjukkan ciri penting Hewlett-Packard sebagai perusahaan teknologi ternama. (rlp)

Komputer Mungil Daur Ulang

Penggunaan komputer berbeda dengan satu dekade lalu. Sejak tahun lalu, teknologi komputer mengharuskan memiliki kelebihan hemat energi, ramah lingkungan, kecil, faktor bentuk mungil atau mudah dibawa. Konsumsi energi dan ukuran memang menjadi daya tarik sendiri komputer, khususnya kategori desktop.

Sejumlah perusahaan pun terus bersaing untuk menghadirkan komputer yang ramah lingkungan, faktor bentuk yang mungil bisa di pindah-pindah, dan rancang desain yang futuristik mampu mencerminkan kemajuan teknologi penggunanya serta sesuai dengan desain interior idaman penggunanya.

Alkisah, Dell, yang memasok berbagai jenis dan ragam teknologi komunikasi informasi, mulai memperkenalkan komputer desktop yang berbeda dengan 10 tahun lalu, yang kaku, warnanya abu-abu, berbentuk kotak empat persegi panjang, dan tidak menarik di dalam ruangan. Dell menghadirkan komputer meja yang disebut sebagai seri Studio Hybrid 140G, dirancang dalam kemasan pilihan warna-warni yang futuristik.

Menggunakan prosesor Intel Core2Duo T8100 dengan kecepatan 2,1 GHz, memori 2 GB, serta kapasitas penyimpanan sebesar 230 GB, menjadikan Hybrid 140G dengan sistem optik menyatu menggunakan mekanisme sliding sebagai komputer desktop utuh. Ketika digunakan dua layar monitor ukuran 24 inci (diagonal 60,96 cm), pengalaman digital dalam format multimedia dan jejaring sosial digital menjadi lengkap.

Daur ulang

Dell Studio Hybrid 140G dirancang mengikuti pendahulunya komputer desktop dengan berbagai kelengkapan, termasuk rongga multimedia untuk SD Card atau CF Card. Bahkan, Studio Hybrid ini juga dilengkapi dengan sistem tata suara stereo dengan keluaran digital sistem S/PDIF kanal 5.1.

Dikemas layar lebar, Dell Studio Hybrid ini mengasyikkan untuk berbagai aktivitas secara bersamaan juga memungkinkan untuk berbagi monitor karena disediakan kabel yang memungkinkan untuk memasang dua monitor, satu untuk keperluan jejaring sosial mengakses Facebook dan lainnya untuk mendengarkan lagu-lagu video musik di YouTube.

Dell Studio Hybrid menggunakan bahan-bahan daur ulang dan komponennya juga hemat energi. Persoalan pada perangkat dengan harga yang terjangkau ini adalah saat melakukan aktivitas multimedia berat secara bersamaan, terasa kalau chipset grafik yang digunakan tidak memadai untuk merespons kegiatan penggunanya. (rlp)

Senin, 14 September 2009 | 03:11 WIB

Saturday, September 12, 2009

Burung Angsa Dari Sampah Bungkus Kopi

Sebagian besar peminum kopi mungkin akan membuang wadahnya begitu selesai memindahkan isinya ke dalam cangkir atau gelas. Ket.Foto: Oom Rosliawati dengan karya seninya dari sampah bungkus kopi

Tapi, bagi orang kreatif, bungkus kopi itu mungkin lebih berharga dibandingkan dengan isinya. Bahan yang sekilas tampak tak berguna itu bisa juga menjadi bahan untuk hasil karya berupa hiasan di rumah atau karya lain yang indah. Itulah yang dilakukan Oom Rosliawati, warga Jalan Encep Kartawirya, Citeureup, Cimahi Utara. Di usianya yang sudah mencapai 59 tahun, ia masih terus mengembangkan karyanya dengan bahan bungkus kopi.

Lebih dari 20 model sudah diciptakannya. Mulai model tas tangan yang biasa digunakan sebagai wadah kosmetik dan keperluan perempuan, wadah buah, dompet, sarung telepon seluler, hingga vas bunga.

Namun, yang paling menarik adalah model angsa yang dipajang di rak televisi rumahnya. Model itu menghabiskan 1.827 bungkus kopi dan dikerjakan selama dua pekan.

"Angsa itu bisa mengambang di atas air karena saya beri dandang plastik di bawahnya," ujar istri dari Anang Hendi (61).

Menurut Oom, satu karya angsanya pernah dibeli istri Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf, Sandy Dede Yusuf, pada suatu pameran. Beberapa karyanya dipajang di ruang tengah rumahnya.

Saat ini Oom sedang mengerjakan topi koboi dari bungkus kopi untuk dipajang pada pameran ulang tahun Kota Cimahi, Juni mendatang.

Perempuan yang juga Ketua RT 05 Kampung Sukareja ini mengaku, karya ini berawal dari keprihatinannya saat sampah Leuwigajah tidak bisa digunakan lagi.

Oom sudah sejak kelas 6 SD suka melipat-lipat wadah bekas rokok. Setelah berhenti cukup lama, akhirnya setahun lalu, ibu tiga anak ini memulai kembali hobinya untuk melipat-lipat bungkus kopi yang sudah tidak terpakai. Bahkan, kertas koran pun dijadikan rak buku.

"Saya tidak biasa mematok harganya. Terkadang sungkan untuk membuka harga karena hanya terbuat dari bungkus kopi. Biar konsumen saja, mau beli berapa saja silakan," ujarnya.

Demi mempercepat waktu pembuatan, ia dibantu tiga ibu-ibu tetangganya. "Sebenarnya pengen buka galeri di depan rumah, tetapi saya butuh bantuan banyak ibu-ibu," jelasnya. (agung yulianto wibowo)

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...