Jamur jenis Mikoriza yang bersimbiosis dengan tumbuhan ternyata bermanfaat meningkatkan daya tahan tanaman hingga tidak sampai mati, atau layu akibat menipisnya persediaan air didalam tanah selama kemarau panjang. Ket.Foto: Anggrek dengan Mikoriza
"Penggunaan jamur mikoriza cocok diterapkan didaerah-daerah yang minus air seperti di Gunung Kidul, Yogyakarta dan NTB," kata Yayat Rukiat, peneliti dari Balai Litbang Deptan, di Bekasi, Selasa.
Akar tumbuhan yang diselimuti muselium hasil simbiosis dengan mikoriza menjadikan tanaman tahan terhadap menipisnya persediaan air didalam tanah sementara unsur hara pada tanah tetap terpelihara.
Mikoriza sendiri bersimbiosis dengan dua kelompok jamur yaitu hektomikoriza yang biasa digunakan untuk farmasi, akasia dan tanaman perkebunan seperti Melinjo serta pinus. Ia mengatakan, sebanyak 93 persen tumbuhan di dunia berasosiasi dengan jamur mikoriza. Adanya mikoriza juga mempermudah penyerapan unsur hara oleh akar tanaman.
Dengan menggunakan mikoriza maka penggunaan pupuk untuk tanaman juga bisa dihemat seperti kelapa sawit yang membutuhkan banyak pupuk bisa dihemat setengahnya. Akar tanaman yang diselimuti mikoriza juga tahan terhadap serangan hama. "Penyakit akar tak bisa masuk, dan jamur itu juga membentuk unsur phospor pada tanaman," ujarnya.
Dalam memanfaatkan mikoriza, cara yang tepat dilakukan menurut Yayat adalah ketika pembenihan melalui inkolasi bibit dengan mikoriza. Cara itu telah dikembangkan di balai penelitian dan selanjutnya hasil benih itu akan dipasarkan secara luas.
Jamur mikoriza sudah diterapkan di Gorontalo pada tanaman jagung dengan hasil memuaskan, tahan terhadap penyakit dan penggunaan pupuk lebih hemat.
Selasa, 8 September 2009 | 10:03 WIB
BEKASI, KOMPAS.com - http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/08/10031133/mikoriza.penolong.tanaman.di.daerah.kering
Membantu Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Dalam Penerapan Sustainable Finance (Keuangan Berkelanjutan) - Environmental & Social Risk Analysis (ESRA) for Loan/Investment Approval - Training for Sustainability Reporting (SR) Based on OJK/GRI - Penguatan Manajemen Desa dan UMKM - Membantu Membuat Program dan Strategi CSR untuk Perusahaan. Hubungi Sdr. Leonard Tiopan Panjaitan, S.sos, MT, CSRA di: leonardpanjaitan@gmail.com atau Hp: 081286791540 (WA Only)
Wednesday, September 16, 2009
Misteri Terpecahkan: Cahaya Indah di Langit Ternyata Air Seni Astronot
Beberapa hari lalu, para pengamat langit terpesona oleh jejak cahaya indah di angkasa yang tampak seperti fenomena langit misterius. Mereka bertanya-tanya, apakah yang mereka lihat, sebelum akhirnya mengetahui cahaya indah itu berasal dari air seni para astronot. Ket.Foto: Foto yang diambil Abe Megahed dari Madison, Wisconsin, Rabu, yang memperlihatkan cahaya di langit saat pesawat ulang alik Discovery membuang air kotor.
Cahaya berkilau yang terlihat Rabu malam itu muncul saat astronot dalam pesawat ulang alik Discovery membuang tangki air kotor ke angkasa.
Pembuangan air itu dilakukan pilot misi penerbangan STS-128 Kevin Ford, yang membuang air seni dan air buangan lain dari atas pesawat ulang alik sebelum mendarat ke Bumi. Air yang dibuang sekitar 68 kilogram. Pantulan cahaya matahari membuat air buangan itu terlihat berkilau dari Bumi.
Discovery sebelumnya berkunjung ke stasiun antariksa internasional (ISS). Namun, dalam kunjungan 10 hari itu, pesawat tidak diperkenankan membuang sampahnya agar tidak mengkontaminasi modul Kibo.
Modul Kibo adalah laboratorium riset buatan Jepang yang dipasang di ISS guna melakukan berbagai percobaan dalam lingkungan antariksa. Air buangan dari pesawat dikhawatirkan membuat eksperimen terkontaminasi.
Air buangan biasanya membeku dan membentuk awan butiran es. Saat terkena sinar matahari, butiran itu berubah menjadi uap air dan tersebar ke angkasa. Nah, air buangan itulah yang terlihat sebagai cahaya indah dari Bumi.
Minggu, 13 September 2009 | 11:34 WIB
KOMPAS.com — http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/13/1134171/misteri.terpecahkan.cahaya.indah.di.langit.ternyata.air.seni.astronot
Cahaya berkilau yang terlihat Rabu malam itu muncul saat astronot dalam pesawat ulang alik Discovery membuang tangki air kotor ke angkasa.
Pembuangan air itu dilakukan pilot misi penerbangan STS-128 Kevin Ford, yang membuang air seni dan air buangan lain dari atas pesawat ulang alik sebelum mendarat ke Bumi. Air yang dibuang sekitar 68 kilogram. Pantulan cahaya matahari membuat air buangan itu terlihat berkilau dari Bumi.
Discovery sebelumnya berkunjung ke stasiun antariksa internasional (ISS). Namun, dalam kunjungan 10 hari itu, pesawat tidak diperkenankan membuang sampahnya agar tidak mengkontaminasi modul Kibo.
Modul Kibo adalah laboratorium riset buatan Jepang yang dipasang di ISS guna melakukan berbagai percobaan dalam lingkungan antariksa. Air buangan dari pesawat dikhawatirkan membuat eksperimen terkontaminasi.
Air buangan biasanya membeku dan membentuk awan butiran es. Saat terkena sinar matahari, butiran itu berubah menjadi uap air dan tersebar ke angkasa. Nah, air buangan itulah yang terlihat sebagai cahaya indah dari Bumi.
Minggu, 13 September 2009 | 11:34 WIB
KOMPAS.com — http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/13/1134171/misteri.terpecahkan.cahaya.indah.di.langit.ternyata.air.seni.astronot
Monday, September 14, 2009
Konferensi Perubahan Iklim: Negosiasi Terancam Buntu
Obama dan Yudhoyono Didesak untuk Memimpin
Sukses konferensi perubahan iklim yang akan berlangsung di Kopenhagen, Denmark, bulan Desember mendatang belum terjamin karena hingga sekarang negosiasi berjalan alot dan kompleks.
Hal itu dikatakan pemimpin Climate Group yang berbasis di London, Inggris, Steve Howard, di sela-sela acara World Economic Forum di Dalian, China, Sabtu (12/9).
Konferensi PBB mengenai Perubahan Iklim (UNCCC) untuk Pertemuan Para Pihak Ke-13 (COP-13) di Kopenhagen nanti akan membahas terakhir kalinya tentang kesepakatan baru yang lebih mendalam tentang bagaimana menahan perubahan iklim yang merupakan akibat perilaku manusia. ”Hal itu sudah merupakan kesepakatan ekonomi. Oleh karena itu, pertaruhannya amat besar,” tambahnya.
Banyak negara menginginkan segera menyelesaikan perbedaan pendapat soal teks kesepakatan yang tebalnya kini mencapai 280 halaman. Banyak isu masih diperdebatkan, termasuk masa depan mekanisme pembangunan bersih (CDM) yang tercantum dalam Protokol Kyoto—masa berlakunya berakhir tahun 2012.
Program CDM memungkinkan negara maju mendanai proyek pengurangan emisi CO di negara berkembang sebagai pengganti pengurangan emisi yang diwajibkan.
Pihak Uni Eropa menghendaki China dan sejumlah negara berkembang lainnya menerima mekanisme ”berbasis sektor”, dengan semua industri dalam sektor tertentu harus secara substansial mengurangi emisinya. Bentuk CDM yang diinginkan adalah yang lebih cepat, lebih terjamin kepastiannya, dan dalam skala besar.
Di sisi lain, China menganggap bahwa mekanisme berbasis
sektor merupakan suatu upaya menerapkan kewajiban pengurangan emisi CO secara
terselubung dan tidak memasukkan insentif seperti transfer teknologi dan dana investasi sebagai bagian dari kesepakatan Kopenhagen.
Juga ada usulan termasuk rencana untuk membuat negara berkembang berkomitmen pada ”jalur jalan” (pathways) untuk beralih dari sikap business as usual (seperti biasanya, tanpa ada perubahan) soal emisi CO.
Menurut Howard, sifatnya bukan pengurangan emisi absolut jangka pendek, melainkan perubahan dari emisi yang terproyeksikan jika semua dilakukan secara business as usual. Jika itu dilakukan dengan baik, mereka dapat memperdagangkan pengurangan karbonnya.
Obama didesak
Greenpeace dari Taman Nasional Khao Yai, Thailand,
tempat perlindungan gajah terakhir Asia, memulai perjalanan 15 hari dengan gajah sebagai simbol mendesak Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengambil tonggak kepemimpinan dalam urusan perubahan iklim tersebut.
”Asia Tenggara adalah kawasan yang paling rentan, tetapi
paling tidak siap menghadapi perubahan iklim. Gajah Asia
bersama 20 persen keanekaragaman hayati dunia yang ada di kawasan Asia Tenggara saat ini sangat terancam laju cepat deforestasi yang berakibat memperbesar dampak perubahan iklim,” ujar Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara Von Hernandez. Indonesia merupakan negara dengan hutan terluas di Asia Tenggara.
”Ini saatnya Obama mengambil alih tanggung jawab dan mewujudkan perubahan yang telah ia janjikan. Ia punya kesempatan kedua untuk membuat sejarah lagi. Kesempatan itu bisa terjadi di ajang Sidang Umum PBB di New York, 22 September mendatang,” tambah Hernandez dalam siaran persnya.
Gerakan itu diikuti sejumlah kelompok aktivis lingkungan, antara lain Wild Animal Rescue Foundation Thailand, Agri-Nature Foundation, dan Ancient Siam. (REUTERS/ISW)
Hal itu dikatakan pemimpin Climate Group yang berbasis di London, Inggris, Steve Howard, di sela-sela acara World Economic Forum di Dalian, China, Sabtu (12/9).
Konferensi PBB mengenai Perubahan Iklim (UNCCC) untuk Pertemuan Para Pihak Ke-13 (COP-13) di Kopenhagen nanti akan membahas terakhir kalinya tentang kesepakatan baru yang lebih mendalam tentang bagaimana menahan perubahan iklim yang merupakan akibat perilaku manusia. ”Hal itu sudah merupakan kesepakatan ekonomi. Oleh karena itu, pertaruhannya amat besar,” tambahnya.
Banyak negara menginginkan segera menyelesaikan perbedaan pendapat soal teks kesepakatan yang tebalnya kini mencapai 280 halaman. Banyak isu masih diperdebatkan, termasuk masa depan mekanisme pembangunan bersih (CDM) yang tercantum dalam Protokol Kyoto—masa berlakunya berakhir tahun 2012.
Program CDM memungkinkan negara maju mendanai proyek pengurangan emisi CO di negara berkembang sebagai pengganti pengurangan emisi yang diwajibkan.
Pihak Uni Eropa menghendaki China dan sejumlah negara berkembang lainnya menerima mekanisme ”berbasis sektor”, dengan semua industri dalam sektor tertentu harus secara substansial mengurangi emisinya. Bentuk CDM yang diinginkan adalah yang lebih cepat, lebih terjamin kepastiannya, dan dalam skala besar.
Di sisi lain, China menganggap bahwa mekanisme berbasis
sektor merupakan suatu upaya menerapkan kewajiban pengurangan emisi CO secara
terselubung dan tidak memasukkan insentif seperti transfer teknologi dan dana investasi sebagai bagian dari kesepakatan Kopenhagen.
Juga ada usulan termasuk rencana untuk membuat negara berkembang berkomitmen pada ”jalur jalan” (pathways) untuk beralih dari sikap business as usual (seperti biasanya, tanpa ada perubahan) soal emisi CO.
Menurut Howard, sifatnya bukan pengurangan emisi absolut jangka pendek, melainkan perubahan dari emisi yang terproyeksikan jika semua dilakukan secara business as usual. Jika itu dilakukan dengan baik, mereka dapat memperdagangkan pengurangan karbonnya.
Obama didesak
Greenpeace dari Taman Nasional Khao Yai, Thailand,
tempat perlindungan gajah terakhir Asia, memulai perjalanan 15 hari dengan gajah sebagai simbol mendesak Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengambil tonggak kepemimpinan dalam urusan perubahan iklim tersebut.
”Asia Tenggara adalah kawasan yang paling rentan, tetapi
paling tidak siap menghadapi perubahan iklim. Gajah Asia
bersama 20 persen keanekaragaman hayati dunia yang ada di kawasan Asia Tenggara saat ini sangat terancam laju cepat deforestasi yang berakibat memperbesar dampak perubahan iklim,” ujar Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara Von Hernandez. Indonesia merupakan negara dengan hutan terluas di Asia Tenggara.
”Ini saatnya Obama mengambil alih tanggung jawab dan mewujudkan perubahan yang telah ia janjikan. Ia punya kesempatan kedua untuk membuat sejarah lagi. Kesempatan itu bisa terjadi di ajang Sidang Umum PBB di New York, 22 September mendatang,” tambah Hernandez dalam siaran persnya.
Gerakan itu diikuti sejumlah kelompok aktivis lingkungan, antara lain Wild Animal Rescue Foundation Thailand, Agri-Nature Foundation, dan Ancient Siam. (REUTERS/ISW)
Senin, 14 September 2009 | 05:35 WIB
DALIAN, SABTU - http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/14/05354090/negosiasi.terancam.buntu
DALIAN, SABTU - http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/14/05354090/negosiasi.terancam.buntu
Ekspor CPO Terganjal Aturan Uni Eropa
Ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia ke negara-negara Uni Eropa terancam terhenti beberapa tahun ke depan. Hal ini merupakan dampak dari aturan Uni Eropa mengenai penggunaan energi terbarukan dari sumber yang terbarukan dan isu lingkungan seputar CPO.
Karena itu, menurut Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono, Minggu (13/9) di Jakarta, Indonesia mulai melirik pasar baru CPO di Asia, Eropa Timur, dan Timur Tengah. Meskipun demikian, Uni Eropa tidak bisa ditinggalkan karena termasuk pasar potensial CPO Indonesia.
Dari data yang ada, total volume ekspor CPO Indonesia tahun 2008 mencapai 7.904.179 ton. Dari jumlah itu, sebanyak 968.205 ton di antaranya diekspor ke Uni Eropa melalui pelabuhan di Belanda.
Beberapa negara tujuan ekspor lain adalah India, China, dan Singapura. Pasar Eropa merupakan tujuan ekspor nomor dua terbesar untuk CPO Indonesia setelah India.
Untuk dapat menjual CPO ke Uni Eropa dan memperoleh insentif, menurut Ketua Komisi Sawit Indonesia Rosediana Suharto, para eksportir harus memenuhi kriteria direktif Uni Eropa tentang penggunaan energi terbarukan. Bila tidak memenuhi kriteria dalam direktif, tidak ada insentif dan tidak ada negara Uni Eropa yang mau membeli komoditas itu.
Direktif disetujui Parlemen Eropa pada 23 April 2009. Target energi terbarukan tahun 2020 adalah 20 persen dari keseluruhan negara di Uni Eropa, 20 persen perbaikan efisiensi energi, 20 persen penggunaan energi terbarukan, 10 persen penggunaan energi terbarukan dalam sektor transportasi.
Salah satu cara untuk mengantisipasi pemberlakuan aturan itu adalah memperluas pasar ekspor ke negara lain, seperti China, Pakistan, Banglades, dan negara-negara di Eropa Timur.
”Tentunya ekspansi pasar baru itu harus mendapat dukungan dari pemerintah. Pelaku usaha akan sulit berjalan sendiri,” ujarnya menambahkan. (EVY)
Karena itu, menurut Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono, Minggu (13/9) di Jakarta, Indonesia mulai melirik pasar baru CPO di Asia, Eropa Timur, dan Timur Tengah. Meskipun demikian, Uni Eropa tidak bisa ditinggalkan karena termasuk pasar potensial CPO Indonesia.
Dari data yang ada, total volume ekspor CPO Indonesia tahun 2008 mencapai 7.904.179 ton. Dari jumlah itu, sebanyak 968.205 ton di antaranya diekspor ke Uni Eropa melalui pelabuhan di Belanda.
Beberapa negara tujuan ekspor lain adalah India, China, dan Singapura. Pasar Eropa merupakan tujuan ekspor nomor dua terbesar untuk CPO Indonesia setelah India.
Untuk dapat menjual CPO ke Uni Eropa dan memperoleh insentif, menurut Ketua Komisi Sawit Indonesia Rosediana Suharto, para eksportir harus memenuhi kriteria direktif Uni Eropa tentang penggunaan energi terbarukan. Bila tidak memenuhi kriteria dalam direktif, tidak ada insentif dan tidak ada negara Uni Eropa yang mau membeli komoditas itu.
Direktif disetujui Parlemen Eropa pada 23 April 2009. Target energi terbarukan tahun 2020 adalah 20 persen dari keseluruhan negara di Uni Eropa, 20 persen perbaikan efisiensi energi, 20 persen penggunaan energi terbarukan, 10 persen penggunaan energi terbarukan dalam sektor transportasi.
Salah satu cara untuk mengantisipasi pemberlakuan aturan itu adalah memperluas pasar ekspor ke negara lain, seperti China, Pakistan, Banglades, dan negara-negara di Eropa Timur.
”Tentunya ekspansi pasar baru itu harus mendapat dukungan dari pemerintah. Pelaku usaha akan sulit berjalan sendiri,” ujarnya menambahkan. (EVY)
Senin, 14 September 2009 | 05:36 WIB
Jakarta, Kompas - http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/14/05361350/ekspor.cpo.terganjal.aturan.uni.eropa
Jakarta, Kompas - http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/14/05361350/ekspor.cpo.terganjal.aturan.uni.eropa
Komputasi dan Telekomunikasi: Komputer "Netbook"-"Notebook"
Hanya dalam waktu enam bulan tahun 2009, penjualan global komputer kategori netbook telah mencapai 13,5 juta unit. Sampai akhir tahun ini banyak komputer jinjing jenis baru akan diperkenalkan di pasaran dalam persaingan ketat memperebutkan konsumen.
Margin keuntungan yang semakin kecil akibat persaingan harga berbagai netbook juga ikut didorong keterlibatan operator telekomunikasi yang menjadi bagian supply chain managementbaru untuk mendistribusikan komputer netbook. Di kawasan Eropa, Samsung secara agresif menjadi pemain penting karena menjajakan komputernya melalui gerai operator; di Indonesia kita mulai melihat notebook dan netbook dijajakan sebagai paket untuk mengakses data 3G.
Sebuah era baru sedang berkembang mengantisipasi kemajuan teknologi komunikasi informasi, menggelar model bisnis baru meninggalkan pasaran tradisional melalui distributor dan toko-toko penyalur produk komputer. Di sisi operator, masuknya komputer ke dalam tata bisnis yang mereka kelola menjadi pembenaran investasi infrastruktur mereka dalam rangka menjajakan akses pita lebar kecepatan tinggi melalui UMTS maupun HSDPA.
Secara bersamaan, kehadiran netbook juga diperkirakan mempercepat pembenaran bisnis untuk menggelar teknologi LTE (long term evolution) yang melipatgandakan kecepatan kemampuan akses pita lebar seluler. Fenomena ini yang sebenarnya menjelaskan kenapa produsen raksasa ponsel, seperti Nokia, memperkenalkan produk netbook yang disebut sebagai Booklet 3G.
Mini 110
Perusahaan teknologi global seperti Hewlett-Packard (HP) di Indonesia pun mulai menjajakan beberapa produk komputernya pada salah satu operator sebagai bagian dari strategi untuk ikut menikmati besaran pelanggan operator yang mencapai puluhan juta. Dan, fenomena ini akan menjadi semakin luas karena beberapa alasan.
Pertama, kategori netbook memberikan margin yang sangat tipis yang harus dibagi pada mata rantai penjualan yang panjang dari distributor sampai ke front-end penjualan produk-produk komputer di toko-toko tradisional dan modern. Dan, kedua, kerja sama dengan operator memberi keuntungan selain menikmati besarnya pelanggan seluler, sekaligus berbagi biaya promosi dan pemasaran meraih pembeli baru.
Fenomena kerja sama ini menjadi mutlak dilakukan karena siklus produk yang dihasilkan oleh HP, misalnya, berlangsung dalam waktu yang sangat cepat dengan berbagai model notebook dan netbook yang diperkenalkan dalam waktu 1-2 bulan. Ketika konsentrasi dilakukan pada penjualan netbook dengan monitor sekitar 10 inci (diagonal 25,4 cm) dengan harga jual sekitar Rp 5 juta ke bawah, persaingan menjadi semakin ketat ketika pengapalan komputer jinjing untuk kuartal pertama tahun ini mencapai sekitar 530.000 unit atau dua kali lebih banyak dibanding komputer desktop.
Dari jumlah ini, diperkirakan jumlah netbook mencapai lebih dari 80 persen, termasuk produk HP yang terbaru HP Mini 110 (foto kiri), sebagai produk yang terus berevolusi dalam beberapa seri mengikuti sasaran penggunanya. Produk HP Mini 110 dengan harga yang bersaing memiliki berbagai fitur yang lebih ketimbang Mini 1000 dan memiliki pilihan warna yang bisa dipilih konsumen antara lain hitam, putih, dan pink.
Menggunakan prosesor Atom N280 buatan Intel Corp dengan kecepatan 1,66 GHz, memori 1 GB, dan kapasitas hard disk sebesar 160 GB, Mini 110 dengan monitor 10,1 inci, memiliki rancang desain menarik berbeda dengan netbook yang ada di pasaran. Ketika Mini 110 ini dipasang sistem operasi Windows 7 yang terbaru, terasa kalau netbook kecil ini menjadi lebih cepat dan menyenangkan untuk digunakan.
Rancangan baterai pada Mini 110 ini juga berbeda dengan netbook lain, memberikan tonjolan ke bawah untuk memuat baterai kapasitas besar agar bertahan lama. Dan, rancangan baterai ini pun menjadi penyangga menarik menjadikan Mini 110 berada pada posisi kemiringan sekitar 30 derajat, sehingga bagian touch panel lebih rendah, nyaman digunakan.
Untuk bisnis
Untuk kategori bisnis, HP memperkenalkan produk notebook yang terjangkau di bawah Rp 10 juta, seperti seri ProBook 4411s, memiliki rancangan keseluruhan yang menarik dikemas dalam warna merah maroon. Menggunakan prosesor Core2Duo T5870 dengan kecepatan komputasi 2 GHz, memori 1 GB, ukuran layar monitor 14 inci (diagonal 35,5 cm), serta menggunakan perangkat antarmuka ATI Mobile Radeon HD4330 dengan alokasi memori terpisah sebesar 512 MB.
Dilengkapi perangkat optik Blu-ray Combo DVD+/-RW DL Super Multi LightScribe Drive, produk ProBook 4411s ini menjadi notebook menyenangkan untuk digunakan bagi berbagai keperluan. Dengan berat mencapai 2,26 kg, termasuk baterai, ProBook buatan HP ini ideal untuk digunakan melakukan pekerjaan komputasi berat mengolah angka atau grafis.
Desainnya futuristik, memisahkan papan ketik QWERTY dalam struktur berbeda menghadirkan chiclet-style, dengan tombol-tombol yang terpisah satu sama lain. Bagian atas ditempatkan pengeras suara yang di tengahnya terpasang tombol on-off. ProBook 4411s berbeda dengan produk HP lain, membawa sebuah era baru komputer jinjing yang berkelas dan menunjukkan ciri penting Hewlett-Packard sebagai perusahaan teknologi ternama. (rlp)
Senin, 14 September 2009 | 03:09 WIB
Subscribe to:
Posts (Atom)
Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke
| Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...
-
PT Konsorsium Televisi Digital Indonesia (KTDI) menggelar uji coba siaran televisi digital di wilayah Jabotabek. Siaran uji coba itu merupak...
-
JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sangat sepakat mengenai ketentuan Bank Indonesia (BI) untuk membuat standarisasi sistem pembayaran pada...