Bank Indonesia (BI) mengungkapkan jumlah pembobolan (fraud) Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) seperti kartu kredit dan kartu debet selama 2010 turun drastis dibandingkan dengan tahun 2009.
Bank sentral mencatat jumlah fraud APMK di 2009 mencapai 110.000 kasus dengan nilai mencapai Rp 44 miliar. Namun sampai dengan November 2010 jumlah fraud kartu kredit hanya 1.131 kasus dengan nilai kerugian sebesar Rp 3 miliar.
Demikian diungkapkan oleh Kepala Biro Sistem Pembayaran Bank Indonesia Aribowo ketika ditemui detikFinance di Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (6/1/2010).
"Di 2009 itu fraud APMK menggunakan teknologi yang canggih yakni kasusnya kebanyakan skimming bagi kartu debet atau pemalsuan data untuk kartu kredit. Di 2010 sudah berkurang bahkan sudah tidak ada lagi ketika terjadi migrasi kartu chip khusus kartu kredit dan pembenahan teknologi di kartu debet," jelas Aribowo.
Kasus yang terjadi di 2010 ini, lanjut Aribowo kebanyakan mengenai kasus yang tradisional yakni berupa penipuan seperti pergantian kartu dan penggunaan data pribadi. "Kasus skimming kartu debet itu sudah tidak ada lagi, sekarang justru kasusnya menggunakan cara tradisional," terangnya.
Lebih jauh Aribowo mengatakan, setiap tahunnya kartu kredit pertumbuhannya cukup besar baik dari sisi jumlah pemegang, nilai transaksi maupun dari nilai nominalnya.
"Kartu kredit sampai November 2010 itu mencapai 13,3 juta yang beredar di masyarakat dengan nilai transaksi itu mencapai 17 juta. Volumenya mencapai Rp 14,4 triliun. Sedangkan pada tahun sebelumnya atau 2009 jumlah pemegang kartu kredit itu hanya mencapai 12,2 juta," papar Aribowo.
06 Jan 2011
Source:http://www.detikfinance.com/read/2011/01/06/142315/1540562/5/nilai-pembobolan-kartu-kredit-dan-debet-capai-rp-3-miliar-di-2010?f9911013
Membantu Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Dalam Penerapan Sustainable Finance (Keuangan Berkelanjutan) - Environmental & Social Risk Analysis (ESRA) for Loan/Investment Approval - Training for Sustainability Reporting (SR) Based on OJK/GRI - Penguatan Manajemen Desa dan UMKM - Membantu Membuat Program dan Strategi CSR untuk Perusahaan. Hubungi Sdr. Leonard Tiopan Panjaitan, S.sos, MT, CSRA di: leonardpanjaitan@gmail.com atau Hp: 081286791540 (WA Only)
Thursday, January 6, 2011
Wednesday, January 5, 2011
BCA Targetkan 2,5 Juta Kartu Kredit Baru
PT BCA Tbk optimistis pertumbuhan kartu kredit mencapai 10-15 persen pada tahun 2011 dari jumlah kartu kredit yang telah dilepas pada tahun 2010 sebesar 2,2 juta kartu, termasuk sekitar 1 juta kartu yang terintegrasi langsung dengan Flazz BCA. BCA siap melepas sekitar 2,4 juta - 2,5 juta kartu kredit sepanjang tahun ini.
"Saya pikir tahun ini adalah tahun yang masih cukup cerah untuk kartu kredit karena secara ekonomi makro sangat mendukung, lapangan kerja juga bisa terbuka luas, tidak ada yang mengkhawatirkan," kata General Manager Credit Card BCA, Santoso di Hotel Santika, Rabu (5/1/2011).
Selain itu, Santoso mengatakan optimistimenya didukung oleh fakta bahwa pendapatan per kapita penduduk Indonesia disebut naik ke angka sekitar 3.500 dollar AS. "Ini menjadi kabar gembira bagi industri kartu kredit," ungkapnya.
Oleh karena itu, menurut Santoso, penggunaan kartu kredit masih akan menjadi tren di tahun ini, terutama dalam memenuhi kebutuhan mendasar seperti penggunaan di supermarket, grosir dan restoran. Tren penggunaan kartu kredit di kebutuhan mendasar masih akan tinggi. Namun, pertumbuhan yang signifikan juga datang dari penggunaan kartu kredit untuk mode dan fesyen serta untuk membeli gadget atau barang-barang elektronik.
"Orang-orang sudah mulai mencari barang-barang yang luxurious, meski masih terbatas kemampuannya nanti. Apalagi, selain kebutuhan dasar, nanti juga penggunaan untuk gasoline akan besar. Kan mulai pakai pertamax," tambahnya.
Jika total transaksi kartu kredit tahun lalu mencapai Rp 20 triliun, Santoso menegaskan tahun ini BCA optimistis total transaksi tumbuh hingga 30-45 persen dengan NPL gross masih di bawah 3,5 persen.
05 Januari 2011
Masyarakat di Indonesia Paling Mudah Dapat Kartu Kredit
Nasabah perbankan di Indonesia ternyata paling mudah mendapatkan kartu kredit jika dibandingkan di negara-negara lain. Hal ini memicu banyaknya penyalahgunaan kartu kredit seperti 'Gestun' alias 'Gesek Tunai'.
Bank Indonesia (BI) sendiri mencatat pertumbuhan pemegang kartu kredit di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan hingga 10% per tahunnya.
"Kita tahu semua masyarakat di negara Indonesia ini paling mudah mendapatkan kartu kredit, bayangkan saja di mal atau pusat perbelanjaan dan ditempat perdagangan itu masyarakat ditawar-tawari dan dengan mudahnya dapat mengajukan aplikasi kartu kredit," ujar Direktur Direktorat Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Ronald Waas ketika ditemui disela acara Seacen di Hotel Intercontinental, Jimbaran, Bali, Sabtu (11/12/2010).
Menurut Ronald, saat ini pemegang kartu kredit mencapai 13 juta sampai dengan September 2010 bahkan seiring dengan kebutuhan alat pembayaran non tunai diproyeksikan akan meningkat lebih tinggi pertahunnya.
"Per September 2010 itu nasabah pemegang kartu kredit sudah mencapai 13 juta nasabah, kedepan seiring dengan kebutuhan pembayaran non tunai maka kartu kredit akan semakin diminati," tuturnya.
Namun, Ronald mengungkapkan, seiring dengan mudahnya mendapatkan kartu kredit serta pertumbuhan yang terus meningkat penyelewengan dalam pemakaian kartu kredit juga semakin meningkat.
"Antara lain dengan Gestun, memang masyarakat saat ini senang menggunakan cara yang sebenarnya ilegal dalam mendapatkan dana cash," jelas Ronald.
Lebih lanjut Ronald menjelaskan, dengan maraknya Gestun maka akan mempengaruhi rasio kredit bermasalah (NPL) yang dapat terus meningkat. Oleh karena itu bank sentral, sambung Ronald, terus mengadakan edukasi untuk menjelaskan kepada masyarakat penggunaan kartu kredit berlebihan pada dasarnya akan berbahaya ketika tidak ada kemampuan untuk membayar.
"Pada dasarnya penerbitan kartu kredit itu tidak bisa dibatasi oleh BI maka kita hanya berusaha untuk melakukan edukasi kepada masyarakat agar menggunakan kartu kredit secara bijak," ungkapnya.
Berdasarkan data bank sentral, Ronald memaparkan pemegang kartu kredit per September 2010 mencapai 13 juta dengan volume transaksi mencapai 147,3 juta transaksi. Nilai transaksinya tercatat sebesar Rp 118,9 triliun dengan rata-rata harian sekitar 16.500 transaksi .
12 Desember 2010
Source: http://www.detikfinance.com/read/2010/12/11/120025/1522286/5/masyarakat-di-indonesia-paling-mudah-dapat-kartu-kredit
Bank Indonesia (BI) sendiri mencatat pertumbuhan pemegang kartu kredit di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan hingga 10% per tahunnya.
"Kita tahu semua masyarakat di negara Indonesia ini paling mudah mendapatkan kartu kredit, bayangkan saja di mal atau pusat perbelanjaan dan ditempat perdagangan itu masyarakat ditawar-tawari dan dengan mudahnya dapat mengajukan aplikasi kartu kredit," ujar Direktur Direktorat Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Ronald Waas ketika ditemui disela acara Seacen di Hotel Intercontinental, Jimbaran, Bali, Sabtu (11/12/2010).
Menurut Ronald, saat ini pemegang kartu kredit mencapai 13 juta sampai dengan September 2010 bahkan seiring dengan kebutuhan alat pembayaran non tunai diproyeksikan akan meningkat lebih tinggi pertahunnya.
"Per September 2010 itu nasabah pemegang kartu kredit sudah mencapai 13 juta nasabah, kedepan seiring dengan kebutuhan pembayaran non tunai maka kartu kredit akan semakin diminati," tuturnya.
Namun, Ronald mengungkapkan, seiring dengan mudahnya mendapatkan kartu kredit serta pertumbuhan yang terus meningkat penyelewengan dalam pemakaian kartu kredit juga semakin meningkat.
"Antara lain dengan Gestun, memang masyarakat saat ini senang menggunakan cara yang sebenarnya ilegal dalam mendapatkan dana cash," jelas Ronald.
Lebih lanjut Ronald menjelaskan, dengan maraknya Gestun maka akan mempengaruhi rasio kredit bermasalah (NPL) yang dapat terus meningkat. Oleh karena itu bank sentral, sambung Ronald, terus mengadakan edukasi untuk menjelaskan kepada masyarakat penggunaan kartu kredit berlebihan pada dasarnya akan berbahaya ketika tidak ada kemampuan untuk membayar.
"Pada dasarnya penerbitan kartu kredit itu tidak bisa dibatasi oleh BI maka kita hanya berusaha untuk melakukan edukasi kepada masyarakat agar menggunakan kartu kredit secara bijak," ungkapnya.
Berdasarkan data bank sentral, Ronald memaparkan pemegang kartu kredit per September 2010 mencapai 13 juta dengan volume transaksi mencapai 147,3 juta transaksi. Nilai transaksinya tercatat sebesar Rp 118,9 triliun dengan rata-rata harian sekitar 16.500 transaksi .
12 Desember 2010
Source: http://www.detikfinance.com/read/2010/12/11/120025/1522286/5/masyarakat-di-indonesia-paling-mudah-dapat-kartu-kredit
4 Kiat Menangkal Tipuan Phising Pengincar Nasabah Bank
Aksi phising alias upaya pencurian informasi sensitif yang menyasar nasabah bank sudah berulang kali terjadi. Berikut adala empat kiat yang bisa dijadikan pegangan nasabah agar tak terperdaya dengan aksi tipu-tipu ini.
1. Cek Asal Usul Email
Modus yang biasa dilancarkan penjahat cyber adalah dengan mengirimkan email pancingan ke sejumlah orang. Isi surat elektronik tersebut biasanya meminta si calon korban untuk mengunjungi situs tertentu, untuk kemudian melakukan registrasi ulang (memasukkan username dan password e-banking nasabah).
Nah, bagi nasabah jangan lantas percaya jika mendapat email dengan model seperti ini. Cek dulu asal-usul si pengirim email, apakah menggunakan domain email resmi dari suatu bank tertentu atau tidak.
Sebab, jika mereka memakai domain email tak jelas, sudah tak usah dipercaya email tersebut. Meskipun di akhir email mereka mengaku-ngaku dari bank yang bersangkutan.
2. Tak Cukup Lewat EmailMelakukan registrasi ulang dengan memasukkan username dan password merupakan aktivitas yang sensitif. Jadi, penyampaian informasi terkait aktivitas ini juga tak bisa sembarangan, cuma lewat email.
Sejumlah bank mengaku jika menginginkan para nasabahnya melakukan registrasi ulang, mereka biasanya tak cuma memberi kabar lewat email. Namun juga melalui sarana yang lebih personal, yakni dihubungi secara langsung. Ada juga yang menggunakan surat resmi, meski dipadu-padankan dengan email pula. Setidaknya, pihak bank memperlakukan aktivitas ini dengan lebih profesional.
3. Telepon BalikJangan ragu untuk menelpon customer service bank yang Anda gunakan. Lebih baik waspada, ketimbang ragu-ragu namun malah berujung hal buruk bagi Anda.
4. Membedakan Situs Asli atau PalsuSitus lembaga keuangan yang digunakan untuk login biasanya memiliki sistem keamanan yang lebih ketat. Pertama, lihat alamat situsnya. Situs login harusnya menggunakan awalan 'https' bukan 'http'. Https merupakan merupakan versi aman dari http.
Akhiran 's' pada 'http' tersebut menandakan bahwa situs tersebut benar-benar telah 'secure', karena dilindungi oleh teknologi enkripsi data berupa Verisign SSL.
Di situs e-banking Bank Permata yang aspal, tercantum pula logo 'Verisign Security Site'. Bagi orang awam, tentu sulit membedakannya. Yang dapat menjadi salah patokan kesahihan sebuah situs e-banking yaitu URL yang tertulis adalah 'https'.
Kemudian di bagian kanan bawah browser (untuk Firefox) ada gambar gembok yang terkunci. Sementara untuk Internet Explorer (IE), gembok warna kuning ini ada di isian URL.
Demikian empat kiat singkat detikINET untuk membantu pembaca dalam menangkal aktivitas phising yang mengancam. Meski terkesan simple namun dampak yang akan diberikan oleh ketidakwaspadaan ini akan berakibat fatal.
Jika korban tanpa sadar mengisi username dan password pada situs aspal tersebut, maka dapat dipastikan bahwa data-data personal tersebut, termasuk catatan aktifitas e-banking-nya, akan dapat diketahui oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. ( ash / rns )
23 Desember 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/12/23/161957/1531864/510/4-kiat-menangkal-tipuan-phising-pengincar-nasabah-bank#queryString#
1. Cek Asal Usul Email
Modus yang biasa dilancarkan penjahat cyber adalah dengan mengirimkan email pancingan ke sejumlah orang. Isi surat elektronik tersebut biasanya meminta si calon korban untuk mengunjungi situs tertentu, untuk kemudian melakukan registrasi ulang (memasukkan username dan password e-banking nasabah).
Nah, bagi nasabah jangan lantas percaya jika mendapat email dengan model seperti ini. Cek dulu asal-usul si pengirim email, apakah menggunakan domain email resmi dari suatu bank tertentu atau tidak.
Sebab, jika mereka memakai domain email tak jelas, sudah tak usah dipercaya email tersebut. Meskipun di akhir email mereka mengaku-ngaku dari bank yang bersangkutan.
2. Tak Cukup Lewat EmailMelakukan registrasi ulang dengan memasukkan username dan password merupakan aktivitas yang sensitif. Jadi, penyampaian informasi terkait aktivitas ini juga tak bisa sembarangan, cuma lewat email.
Sejumlah bank mengaku jika menginginkan para nasabahnya melakukan registrasi ulang, mereka biasanya tak cuma memberi kabar lewat email. Namun juga melalui sarana yang lebih personal, yakni dihubungi secara langsung. Ada juga yang menggunakan surat resmi, meski dipadu-padankan dengan email pula. Setidaknya, pihak bank memperlakukan aktivitas ini dengan lebih profesional.
3. Telepon BalikJangan ragu untuk menelpon customer service bank yang Anda gunakan. Lebih baik waspada, ketimbang ragu-ragu namun malah berujung hal buruk bagi Anda.
4. Membedakan Situs Asli atau PalsuSitus lembaga keuangan yang digunakan untuk login biasanya memiliki sistem keamanan yang lebih ketat. Pertama, lihat alamat situsnya. Situs login harusnya menggunakan awalan 'https' bukan 'http'. Https merupakan merupakan versi aman dari http.
Akhiran 's' pada 'http' tersebut menandakan bahwa situs tersebut benar-benar telah 'secure', karena dilindungi oleh teknologi enkripsi data berupa Verisign SSL.
Di situs e-banking Bank Permata yang aspal, tercantum pula logo 'Verisign Security Site'. Bagi orang awam, tentu sulit membedakannya. Yang dapat menjadi salah patokan kesahihan sebuah situs e-banking yaitu URL yang tertulis adalah 'https'.
Kemudian di bagian kanan bawah browser (untuk Firefox) ada gambar gembok yang terkunci. Sementara untuk Internet Explorer (IE), gembok warna kuning ini ada di isian URL.
Demikian empat kiat singkat detikINET untuk membantu pembaca dalam menangkal aktivitas phising yang mengancam. Meski terkesan simple namun dampak yang akan diberikan oleh ketidakwaspadaan ini akan berakibat fatal.
Jika korban tanpa sadar mengisi username dan password pada situs aspal tersebut, maka dapat dipastikan bahwa data-data personal tersebut, termasuk catatan aktifitas e-banking-nya, akan dapat diketahui oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. ( ash / rns )
23 Desember 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/12/23/161957/1531864/510/4-kiat-menangkal-tipuan-phising-pengincar-nasabah-bank#queryString#
Friday, December 31, 2010
Gusur Google, Facebook Jadi Raja Internet AS
Meski kicau Twitter semakin nyaring, bukan berarti situs 140 karakter itu dapat dengan mudah melengserkan Facebook. Buktinya pada 2010 ini, Facebook didapuk menjadi raja di jagat internet Amerika Serikat sekaligus menggusur Google.
Menurut hasil riset selama tahun 2010 yang dirilis lembaga analis Experian Hitwis, untuk pertama kalinya, Facebook berhasil mengalahkan Google dalam urusan situs yang paling banyak dikunjungi.
Facebook meraup pangsa pasar sekitar 8,9 persen dalam perhitungan yang dilakukan selama bulan Januari hingga November 2010 tersebut. Sementara Google harus puas di posisi kedua dengan kekuasaan 7,2 persen.
Tentu saja ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi Facebook. Sebab sebelumnya, Google selalu berjaya dengan menguasai ranah dunia maya AS selama dua tahun berturut-turut, pada 2008 dan 2009. Adapun untuk di 2007, giliran MySpace yang mengambil alih posisi puncak.
Hasil riset Experian Hitwise juga menempatkan situs besutan Mark Zuckerberg itu sebagai yang paling banyak dicari di search engine selama 2010.
Beberapa kata terkait Facebook yang dicari tersebut antara lain 'facebook login', 'facebook.com', dan 'www.facebook.com'. Bahkan dari 10 daftar teratas yang paling banyak dicari, kata-kata terkait Facebook ini mengirimkan empat wakilnya.
Berikut adalah 10 besar kata yang paling banyak dicari di ranah internet AS pada 2010 menurut Experian Hitwise yang dikutip detikINET dari VentureBeat, Jumat (31/12/2010):
1. facebook
2. facebook login
3. youtube
4. craigslist
5. myspace
6. facebook.com
7. ebay
8. yahoo
9. www.facebook.com
10. mapquest
( ash / rns )
31 Desember 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/12/31/114554/1536608/398/gusur-google-facebook-jadi-raja-internet-as/?i991102105
Menurut hasil riset selama tahun 2010 yang dirilis lembaga analis Experian Hitwis, untuk pertama kalinya, Facebook berhasil mengalahkan Google dalam urusan situs yang paling banyak dikunjungi.
Facebook meraup pangsa pasar sekitar 8,9 persen dalam perhitungan yang dilakukan selama bulan Januari hingga November 2010 tersebut. Sementara Google harus puas di posisi kedua dengan kekuasaan 7,2 persen.
Tentu saja ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi Facebook. Sebab sebelumnya, Google selalu berjaya dengan menguasai ranah dunia maya AS selama dua tahun berturut-turut, pada 2008 dan 2009. Adapun untuk di 2007, giliran MySpace yang mengambil alih posisi puncak.
Hasil riset Experian Hitwise juga menempatkan situs besutan Mark Zuckerberg itu sebagai yang paling banyak dicari di search engine selama 2010.
Beberapa kata terkait Facebook yang dicari tersebut antara lain 'facebook login', 'facebook.com', dan 'www.facebook.com'. Bahkan dari 10 daftar teratas yang paling banyak dicari, kata-kata terkait Facebook ini mengirimkan empat wakilnya.
Berikut adalah 10 besar kata yang paling banyak dicari di ranah internet AS pada 2010 menurut Experian Hitwise yang dikutip detikINET dari VentureBeat, Jumat (31/12/2010):
1. facebook
2. facebook login
3. youtube
4. craigslist
5. myspace
6. facebook.com
7. ebay
8. yahoo
9. www.facebook.com
10. mapquest
( ash / rns )
31 Desember 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/12/31/114554/1536608/398/gusur-google-facebook-jadi-raja-internet-as/?i991102105
Subscribe to:
Posts (Atom)
Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke
| Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...
-
PT Konsorsium Televisi Digital Indonesia (KTDI) menggelar uji coba siaran televisi digital di wilayah Jabotabek. Siaran uji coba itu merupak...
-
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menerapkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) untuk menghentikan masuknya produk kayu dari hasil p...