Telkomsel, Sarwoto, di sela acara car free day di Jalan Ir H Djuanda, Minggu (2/1/2011), mengatakan, Telkomsel pada 2011 akan lebih fokus meningkatkan kualitas mobile dan data content.
"Sebab di waktu mendatang layanan data dan content akan menjadi suatu mesin pertumbuhan pendapatan di era baru layanan broadband," kata Sarwoto.
Program peningkatan layanan data dan content Telkomsel, tak lepas dari survei Merryl Lynch Global Research yang menyatakan sepanjang 2010 terdapat penurunan hingga 29 persen layanan basic service (voice dan sms) dibandingkan tahun 2009.
Buat meningkatkan pertumbuhan bisnis mobile data dan content, hingga akhir 2010, Telkomsel telah menggelar 36.000 (tiga puluh enam ribu) Base Transceiver Station (BTS) termasuk lebih dari 7.000 Node B (BTS 3G) yang menjangkau hingga pelosok Indonesia.
Rencana ini disampaikan Sarwoto sekaligus buat mengedukasi masyarakat, terutama warga yang datang ke acara car free day. Kegiatan edukasi layanan Telkomsel kali ini berlangsung penuh keakraban dan beberapa pegunjung yang beruntung berhak memperoleh doorprize dari Telkomsel.
03 Januari 2011
Source:http://www.tribunnews.com/2011/01/03/telkomsel-fokus-tingkatkan-kualitas-mobile-data-dan-content
Membantu Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Dalam Penerapan Sustainable Finance (Keuangan Berkelanjutan) - Environmental & Social Risk Analysis (ESRA) for Loan/Investment Approval - Training for Sustainability Reporting (SR) Based on OJK/GRI - Penguatan Manajemen Desa dan UMKM - Membantu Membuat Program dan Strategi CSR untuk Perusahaan. Hubungi Sdr. Leonard Tiopan Panjaitan, S.sos, MT, CSRA di: leonardpanjaitan@gmail.com atau Hp: 081286791540 (WA Only)
Wednesday, January 19, 2011
Tuesday, January 18, 2011
WikiLeaks Given 2000 Secret Bank Files
THE Swiss whistleblower Rudolf Elmer has provided WikiLeaks with two CDs containing information on more than 2000 bank clients suspected of tax evasion.
The disks were handed over in London last night to the WikiLeaks founder, Julian Assange. They are said to contain secret bank details of clients, including politicians, multinationals, hedge funds and organised-crime figures.
Mr Assange, on bail before an extradition hearing in London next month over Swedish sexual assault charges, said that Mr Elmer has been fighting to have the information made public for five years.
"I am here today to support him," Mr Assange said. "He is going through a prosecution in Switzerland and he is a whistleblower. He has more to say and give to the world to show asset-hiding, whether it be for tax evasion or to hide proceeds of criminal acts or to protect assets from people in nations who are about to fall out of political favour.
"There will be full revelation of names [by WikiLeaks] at a later date, assuming the data is correct and once we have had a look at it."
Mr Assange said the information could be released in the next few weeks.
Mr Elmer, 55, is a former executive at Bank Julius Baer, one of Switzerland's top private banks.
He said that many of those identified in the CDs have exploited bank secrecy laws to avoid taxation. However, he said he could not – and would not – reveal names contained in the CDs due to the complexity of the systems used to hide money and the difficulties in unravelling the real beneficiaries.
"If you can't destroy the evidence, beat the witness; that is what is happening to me," he said. "Others sold information to foreign governments. If I did that I could not stand here and feel that my conscience would allow me. I did offer the information free to [the] German Finance Minister. I got no response.
"I want to talk about the Swiss secrecy system, which is damaging our society. The short story is simple: I was in the Cayman Islands and there was a mouse tail and I started to pull on it. The tail got bigger, looked like a dragon tail. I went back to Switzerland and it became bigger, a fire-breathing dragon with several heads. One head was the banks, the other the Swiss press, to an extent, and they all came after me and my family."
Mr Elmer faces court in Zurich tomorrow over allegations that he breached Swiss banking laws after he handed client data to WikiLeaks in 2007.
He left the bank in 2004 after eight years at its Cayman Islands trust subsidiary. During that time, he has said, he became aware of widespread tax evasion by prominent customers and that this occurred with the full knowledge of the bank's top management.
The bank has denied the claims and accused Mr Elmer of continuing a long campaign which allegedly saw him approach bank clients and pressure them.
Mr Elmer in return has alleged he has been followed and threatened. Swiss journalists who have followed the story have called into question some of his claims.
18 Januari 2011
Thursday, January 13, 2011
BNI Dukung Pelatihan The Climate Project 2011
Al Gore Berikan Ceramah Iklim di JCC Jakarta, 09 Januari 2011. |
Al Gore: Indonesia bisa menjadi negara superpower geothermal
Bertempat di Jakarta Convention Center tanggal 08 – 10 Januari 2011, Mr. Honorable Al Gore memberikan pelatihan Juru Kampanye (Presenter) kepada lebih dari 350 peserta dari 21 Negara di kawasan Asia Pacific. Event yang berjudul “Asia Pacific Summit on The Climate Project” merupakan acara tahunan The Climate Project untuk membekali para sukarelawan iklim dengan pengetahuan dan teknik-teknik presentasi tentang dampak dan penanganan perubahan iklim yang telah menjadi problem dunia selama satu dasawarsa terakhir.
Dalam ceramahnya di acara ini, Al Gore memprediksi Indonesia bisa menjadi negara superpower penggunaan energi panas bumi (geothermal) sebagai sumber tenaga listrik. Saat ini, 40 persen panas bumi dunia ada di Indonesia, namun kapasitas yang terpasang untuk mengambil panas bumi itu baru mencapai 4 persen dari seluruh potensi yang ada. "Indonesia bisa menjadi negara superpower untuk energi listrik dari panas bumi dan hal itu bisa menjadi kelebihan untuk ekonomi Indonesia," kata Al Gore dalam pidato pembukaan The Climate Project Asia Pacific Summit di Balai Sidang Senayan Jakarta, Minggu (9/1).
Rekan-rekan BNI dan Lead Fellows C-15 berpose bersama di sela-sela konferensi. |
Para sukarelawan yang didik oleh The Climate Project datang dari berbagai macam profesi. Mulai dari anak-anak sekolah, mahasiswa, guru, ilmuwan, pekerja swasta, artis, banker, rohaniawan, aktivis LSM, pengusaha hingga pensiunan. Semuanya berbaur menjadi satu untuk berlatih bagaimana menyuarakan problem perubahan iklim ke seluruh dunia secara efektif. Sukarelawan akan bertugas mensosialisasikan dan mengkomunikasikan adaptasi serta mitigasi dampak perubahan iklim di komunitas mereka masing-masing. The Climate Project merupakan perkumpulan juru bicara iklim yang bersifat voluntary yang dibentuk oleh Mr. Al Gore (Mantan Wapres AS dan Peraih Nobel Perdamaian tahun 2007) dan terkoneksi ke seluruh dunia. Pelatihan ini juga dihadiri oleh pegawai BNI termasuk pejabat Divisi Komunikasi Perusahaan (KMP) yang nantinya akan bertugas menjadi presenter Climate Change di komunitas masing-masing.
Selain berpartisipasi, BNI juga mensponsori konferensi ini karena ini merupakan bagian dari komitmen dan misi BNI dalam memikul tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial. Kegiatan ini juga menjadi sarana BNI dan rekan-rekan BNI Go Green untuk berbagi pengalaman dan ilmu pengetahuan diantara komunitas dan korporasi untuk menyuarakan kepedulian terhadap alam dan lingkungan.(LTP)
Tren Perilaku Pengguna Internet
Seperti semua aspek dalam kehidupan kita, internet juga telah mengubah cara kita berbelanja. Toko online selalu buka dan pengguna tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar bensin, parkir dan waktu. Anda bisa memperoleh nyaris semua yang Anda inginkan dari hampir segala tempat di dunia.
Dalam penelitian yang dilakukan lembaga riset Nielsen bertajuk Global Online Survey pada Maret 2010, terungkap bahwa hampir 70 persen dari pengguna online Indonesia yang berpartisipasi mengatakan bahwa mereka bermaksud membeli secara online pada semester berikutnya.
Akan tetapi, transaksi online membuat sebagian dari informasi pribadi dan keuangan kita yang paling sensitif bisa disalahgunakan oleh para penjahat cyber.
Sebagai bukti, dari laporan kejahatan cyber terbaru Norton bertajuk “The Human Impact” yang mengungkap maraknya kejahatan cyber di Indonesia, ternyata 86 persen dari pengguna internet tanah air pernah menjadi korban kejahatan cyber. Kejahatan tersebut di antaranya adalah virus komputer, penipuan online (scam) dan phishing.
Phishing dan pharming adalah contoh bagaimana para penjahat cyber menggunakan email atau halaman-halaman web palsu untuk menipu orang agar mengungkap nomor rekening dan password mereka. Begitu mendapatkan informasi tersebut, mereka hanya butuh beberapa klik untuk merampok akun atau menyalahgunakan identitas korban.
Resiko online terbesar adalah penggunaan keylogger yang bisa dipasang di sistem tanpa sepengetahuan korban untuk merekam apa pun yang ia ketikkan – mulai dari user name, password, atau nomor rekening – dan mengirimkan infomasi tersebut ke para penjahat cyber.
Jadi pertanyaan-pertanyaan yang perlu kita ajukan sebelum berbelanja secara online adalah: Apakah password dan nomor kartu kredit saya aman ketika saya mengirimkannya ke dunia cyber? Bisakah software sekuriti saya mendeteksi dan membuang crimeware? Bagaimana saya bisa membedakan antara email dan situs web yang palsu dengan yang resmi?
Berikut adalah beberapa panduan yang bisa menjawab pertanyaan tersebut dan menyamankan serta mengamankan pengguna saat belanja secara online.
Hati-hati dengan tempat Anda belanja
Banyak konsumen mengambil langkah pencegahan dengan belanja di tempat-tempat online yang populer, dengan keyakinan bahwa mereka aman. Namun para penjahat cyber justru mengeksploitasikan kepercayaan tersebut dan membidik situs-situs belanja yang trafiknya tinggi.
Menggunakan perangkat yang mampu men-scan malware dan memberitahu bahwa sebuah situs web itu beresiko, menjadi semakin penting. Di Internet tersedia perangkat online gratis yang dapat memberitahukan situs-situs web yang tidak aman dan “scam” yang ada di hasil pencarian serta otomatis melakukan pemblokiran.
Periksa dan review si penjual
Toko online harus punya alamat fisik, nomor telepon layanan pelanggan, dan kebijakan pengembalian barang yang dapat diverifikasi jika Anda menerima barang yang cacat.
Jangan menjadi korban phishing atau pharming
Para scammer memanfaatkan phishing untuk membuat korban menyerahkan informasi pribadi mereka melalui kiriman email yang meminta korban memverifikasikan informasi kartu kredit atau meng-update password. Bisnis yang resmi tidak akan meminta Anda melakukan hal-hal ini via e-mail.
Pharming lebih sukar lagi dideteksi. Pasalnya, metode ini menggunakan halaman web palsu yang bertujuan untuk mengelabui konsumen agar menyerahkan informasi.
Belanjalah di situs-situs web yang menggunakan secure SSL
Beberapa situs web sudah memiliki status “certified secure” dan memamerkan sebuah sertifikat pada homepage atau meja kasirnya. Situs-situs web ini menawarkan pengamanan SSL (Secure Sockets Layer).
Jika e-merchant Anda tidak menawarkan sekuriti SSL, sebaiknya belanja saja di tempat lain.
Pakai kartu kredit, bukan kartu debit
Salah satu kekhawatiran yang paling banyak disuarakan tentang belanja online adalah pemalsuan kartu kredit. Ironisnya, membayar dengan kartu kredit adalah cara teraman untuk belanja di Web. Pasalnya, enkripsi dan teknologi validasi telah membuat nyaris semua transaksi aman.
Selain itu, kartu kredit biasanya menawarkan perlindungan terhadap pemalsuan, kehilangan barang saat dikirim, pecahnya barang yang dibeli, dan masalah-masalah lain. Sebaliknya, kartu debit adalah jalur langsung ke rekening bank.
Terakhir, seperti halnya Anda mengamankan file-file fisik dan uang di rumah, Anda juga harus mengamankan cara digital Anda melakukan perdagangan. Solusi-solusi sekuriti yang lengkap, resmi dan up-to-date tidak hanya meniadakan hal-hal yang tidak pasti dari transaksi online, tetapi juga membuat kegiatan belanja online menjadi lebih aman.
*Effendy Ibrahim adalah Norton Internet Safety Advocate & Consumer Business Head, Asia, Symantec
05 Januari 2011
Source:http://analisis.vivanews.com/news/read/197510-tren-perilaku-pengguna-internet
Dalam penelitian yang dilakukan lembaga riset Nielsen bertajuk Global Online Survey pada Maret 2010, terungkap bahwa hampir 70 persen dari pengguna online Indonesia yang berpartisipasi mengatakan bahwa mereka bermaksud membeli secara online pada semester berikutnya.
Akan tetapi, transaksi online membuat sebagian dari informasi pribadi dan keuangan kita yang paling sensitif bisa disalahgunakan oleh para penjahat cyber.
Sebagai bukti, dari laporan kejahatan cyber terbaru Norton bertajuk “The Human Impact” yang mengungkap maraknya kejahatan cyber di Indonesia, ternyata 86 persen dari pengguna internet tanah air pernah menjadi korban kejahatan cyber. Kejahatan tersebut di antaranya adalah virus komputer, penipuan online (scam) dan phishing.
Phishing dan pharming adalah contoh bagaimana para penjahat cyber menggunakan email atau halaman-halaman web palsu untuk menipu orang agar mengungkap nomor rekening dan password mereka. Begitu mendapatkan informasi tersebut, mereka hanya butuh beberapa klik untuk merampok akun atau menyalahgunakan identitas korban.
Resiko online terbesar adalah penggunaan keylogger yang bisa dipasang di sistem tanpa sepengetahuan korban untuk merekam apa pun yang ia ketikkan – mulai dari user name, password, atau nomor rekening – dan mengirimkan infomasi tersebut ke para penjahat cyber.
Jadi pertanyaan-pertanyaan yang perlu kita ajukan sebelum berbelanja secara online adalah: Apakah password dan nomor kartu kredit saya aman ketika saya mengirimkannya ke dunia cyber? Bisakah software sekuriti saya mendeteksi dan membuang crimeware? Bagaimana saya bisa membedakan antara email dan situs web yang palsu dengan yang resmi?
Berikut adalah beberapa panduan yang bisa menjawab pertanyaan tersebut dan menyamankan serta mengamankan pengguna saat belanja secara online.
Hati-hati dengan tempat Anda belanja
Banyak konsumen mengambil langkah pencegahan dengan belanja di tempat-tempat online yang populer, dengan keyakinan bahwa mereka aman. Namun para penjahat cyber justru mengeksploitasikan kepercayaan tersebut dan membidik situs-situs belanja yang trafiknya tinggi.
Menggunakan perangkat yang mampu men-scan malware dan memberitahu bahwa sebuah situs web itu beresiko, menjadi semakin penting. Di Internet tersedia perangkat online gratis yang dapat memberitahukan situs-situs web yang tidak aman dan “scam” yang ada di hasil pencarian serta otomatis melakukan pemblokiran.
Periksa dan review si penjual
Toko online harus punya alamat fisik, nomor telepon layanan pelanggan, dan kebijakan pengembalian barang yang dapat diverifikasi jika Anda menerima barang yang cacat.
Jangan menjadi korban phishing atau pharming
Para scammer memanfaatkan phishing untuk membuat korban menyerahkan informasi pribadi mereka melalui kiriman email yang meminta korban memverifikasikan informasi kartu kredit atau meng-update password. Bisnis yang resmi tidak akan meminta Anda melakukan hal-hal ini via e-mail.
Pharming lebih sukar lagi dideteksi. Pasalnya, metode ini menggunakan halaman web palsu yang bertujuan untuk mengelabui konsumen agar menyerahkan informasi.
Belanjalah di situs-situs web yang menggunakan secure SSL
Beberapa situs web sudah memiliki status “certified secure” dan memamerkan sebuah sertifikat pada homepage atau meja kasirnya. Situs-situs web ini menawarkan pengamanan SSL (Secure Sockets Layer).
Jika e-merchant Anda tidak menawarkan sekuriti SSL, sebaiknya belanja saja di tempat lain.
Pakai kartu kredit, bukan kartu debit
Salah satu kekhawatiran yang paling banyak disuarakan tentang belanja online adalah pemalsuan kartu kredit. Ironisnya, membayar dengan kartu kredit adalah cara teraman untuk belanja di Web. Pasalnya, enkripsi dan teknologi validasi telah membuat nyaris semua transaksi aman.
Selain itu, kartu kredit biasanya menawarkan perlindungan terhadap pemalsuan, kehilangan barang saat dikirim, pecahnya barang yang dibeli, dan masalah-masalah lain. Sebaliknya, kartu debit adalah jalur langsung ke rekening bank.
Terakhir, seperti halnya Anda mengamankan file-file fisik dan uang di rumah, Anda juga harus mengamankan cara digital Anda melakukan perdagangan. Solusi-solusi sekuriti yang lengkap, resmi dan up-to-date tidak hanya meniadakan hal-hal yang tidak pasti dari transaksi online, tetapi juga membuat kegiatan belanja online menjadi lebih aman.
*Effendy Ibrahim adalah Norton Internet Safety Advocate & Consumer Business Head, Asia, Symantec
05 Januari 2011
Source:http://analisis.vivanews.com/news/read/197510-tren-perilaku-pengguna-internet
Monday, January 10, 2011
Karyawan Bank ANZ Diperiksa Terkait UU ITE No.11 tahun 2008
LIMA karyawan Bank ANZ diperiksa Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri. Mereka diperiksa karena diduga melanggar pasal 48 ayat 1 dan 2 jo pasal 32 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE).
Pemeriksaan itu sendiri didasarkan pada panggilan yang dilayangkan kepada lima karyawan Bank ANZ dengan nomor surat panggilan S.Pgl/4100/III/2010/Dit II Eksus, S.Pgl/117/I/2010/Dit II Eksus, S.Pgl/416/III/2010/Dit II Eksus, S.Pgl/118/I/2010/Dit II Eksus dan S.Pgl/415/III/2010/Dit II Eksus.
Sesuai keterangan yang ada dalam masing-masing surat panggilan tersebut, diketahui bahwa lima karyawan Bank swasta itu telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka yang masing-masing berinisial MR, HL, AST, TS, dan DW diduga melakukan tindak pidana mengubah informasi elektronik milik orang lain atau publik. Selain itu mereka juga diduga mentransfer informasi elektronik dan atau dokumen elektronik kepada sistem elektronik orang lain.
Tersangka diperiksa oleh penyidik Bareskrim Polri berdasarkan laporan penasihat hukum Citibank N.A pada 16 Juni 2009 lalu. Laporan itu bernomor register LP/331/VI/2009/Siaga-II. Sebelum dilaporkan, kelimanya merupakan karyawan Citibank.
10 Januari 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)
Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke
| Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...
-
JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sangat sepakat mengenai ketentuan Bank Indonesia (BI) untuk membuat standarisasi sistem pembayaran pada...
-
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menerapkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) untuk menghentikan masuknya produk kayu dari hasil p...