Kata Pengantar
Kepedulian BNI terhadap Perubahan Iklim dan Pemanasan Global, sudah menjadi komitmen usaha yang akan diterapkan secara berkesinambungan.
Sejak deklarasi BNI GRIYA Green Design 2008 pada bulan April, yang ditandatangani oleh Wakil Direktur Utama dan Direktur Kredit Konsumen BNI, Ikatan Arsitek Indonesia, Ikatan Lansekap Indonesia, Himpunan Desainer Indonesia, REI (Real Estate Indonesia) dan Majalah Griya Asri, maka gerak usaha BNI akan lebih difokuskan bagi mitra dan nasabah yang mendukung program peduli pada kelestarian lingkungan dan pembangunan yang ramah lingkungan.
Konsep produk-produk BNI juga memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung bagi kelestarian lingkungan, diantaranya adalah dengan cara mensosialisasikan serta memberikan edukasi bagi para nasabah dan mitra kerja BNI. Dalam mewujudkan hal tersebut, kami meluncurkan buku praktis “PANDUAN HIDUP HIJAU”. Buku ini memuat hal-hal sederhana yang bisa kia lakukan dalam mengupayakan hidup lebih sehat dan nyaman, tetapi juga berdampak besar dalam mencegah perubahan iklim yang sedang terjadi.
Melalui panduan sederhanaini juga diharapkan seluruh komponen masyarakat Indonesia semakin memahami pentingnya berpartisipasi dalam upaya mengurangi Perubahan Iklim dan Pemanasan Global yang semakin mengancam kelangsungan hidup anak cucu kita di masa datang.
Tim Penerbit : BNI GRIYA, MAJALAH GRIYA ASRI & GREEN DESIGN
COMMUINTY
Penggagas : Diah Sulianto
Tim Pelaksana : A.Iskandarsjah Latief, Rifky Sungkar, Djoni D.Waridan.
Editor : Priandono Nurhadi, Ronny Tanumihardja
Desain Grafis : Yuli Istanto
Foto : Istimewa dan Ahkmul Hakim
Produksi : Basuki Heru S
Marketing : Indrawati Moeripto
Tim Pelaksana : Griya Asri – Tualang Adventures
BAHAYA PERUBAHAN IKLIM
Bayangkan kejadian ini : Kota-kota di pesisir pantai tenggelam akibat naiknya permukaan laut, memicu migrasi besar ke arah daratan yang lebih tinggi. Kondisi ini diperburuk dengan sulitnya mendapat makanan dan air tawar akibat kekeringan berkepanjangan, menggagalkan panen tanaman pangan.
Bahkan saat hujan datang, air akan turun dengan deras sekali, seringkali diiringi badai, menciptakan malapetaka banjir besar. Bantuan juga sulit diharapkan karena tidak ada negara yang lolos dari perubahan iklim, semuanya sibuk dengan urusan bencana di tempat masing-masing.
Kejadian ini bukanlah cerita fiksi ilmiah. Laporan dari IPCC-kumpulan ilmuwan di seluruh dunia dan pada tahun 2007, menyatakan perubahan iklim adalah nyata dan situasi katastropik seperti digambarkan di atas sangat mungkin terjadi bila kita tidak mencegah perubahan ini.
Sebanyak lebih dari 30% tumbuhan dan binatang akan punah jika suhu naik, naik antara 1,8 derajat – 4 derajat C diakhir abad ini, (Intergorvernmental Panel on Climate Change – IPCC 2007).
Terdapat peningkatan besar jumlah bencana dari 200-250 pada periode 1987 – 1997, menjadi 2 kali lipat pada 7 tahun pertama di abad 21, Kenaikan ini hampir semuanya disebabkan oleh bencana yang terkait dengan kondisi cuaca. (Climate Guide 2007).
PENYEBAB IKLIM BERUBAH
Manusia penyebab semua ini. Pola konsumsi dan gaya hidup boros penggunaan energi berbahan bakar fosil, penggundulan serta kebakaran hutan, menyebabkan buangan CO2 ke atmosfer meningkat tajam.
Gas ini merupakan unsur utama penyusun gas rumah kaca di atmosfer memantulkan kembali panas yang dilepas oleh permukaan bumi setelah menerima cahaya matahari.
Semakin tinggi konsentrasi CO2, semakin banyak panas dipantulkan, suhupun naik. Peningkatan konsentrasi CO2 secara drastis dalam beberapa dekade belangkangan inilah yang membuat suhu bumi melonjak dalam waktu singkat mengakibatkan iklim menjadi liar, cepat berubah-ubah dan sulit diprediksi.
Selama seratus tahun terakhir, suhu udara permukaan bumi kenaikan hingga 0,80 C. (The Rough Guide to Climate Change, 2008).
IPCC memperkirakan tinggi permukaan air laut telah naik rata-rata 2,5mm per tahun. Bila ini terus terjadi, pada tahun 2030, Indonesia bisa kehilangan 2000 pulau. (Indonesia dan Perubahan Iklim, 2007).
EMISI KARBON DARI HUNIAN KITA
Tidak disangka ternyata rumah kita dan berbagai bangunan lainnya merupakan sumber emisi gas rumah kaca tidak bisa dianggap remeh.
Bangunan menyumbang 7,9% emisi global gas rumah kaca dan jika faktor penggunaan listrik dimasukkan, angka ini membengkak menjadi 33% dari total emisi global pada tahun 2004.
Ini disebabkan konsumsi energi bangunan begitu besar terutama untuk aktifitas operasional seperti penggunaan AC, penerangan, pemanas air atau peralatan berbasis listrik.
Cara temukan untuk menekan emisi gas rumah kaca ini adalah dengan meningkatkan efisiensi energi pada bangunan. Untuk dapat melakukan ini, yang diperlukan hanyalah informasi yang tepat dan perubahan perilaku kita.
Bangunan mengkonsumsi sekitar 30-40% dari total energi global (UNEP Sustainable Construction and Building Initiative).
Dengan menggunakan teknologi yang ada dan dalam waktu singkat, konsumsi energi bangunan baru maupun lama dapat dipotong 30-50% tanpa peningkatan biaya investasi yang nyata (UNEP Sustainable Construction and Building Initiative).
KITA BISA BERBUAT SESUATU
“Isu perubahan iklim adalah masalah global jadi harus pemerintah yang bergerak untuk mengatasi masalah ini”. Benar, peran pemerintah Negara di seluruh dunia sangatlah penting dalam memecahkan masalah ini.
Namun mengingat laju perubahan iklim terjadi begitu cepat dan berbahaya, maka tidak ada jalan lain semua lapisan masyarakat harus turut serta dalam memerangi perubahan iklim, sebelum semuanya terlambat. Gaya hidup dan pola konsumsi yang boros energi harus diubah.
Melalui cara-cara sederhana seperti pada halaman-halaman berikut ini, kita bisa merubah keadaan, Semakin banyak orang mau bertindak semakin besar harapan bumi ini untuk pulih dari kerusakan dan menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi anak cucu kita.
Pada 31 Maret 2007, melalui gerakan Earth Hour sekitar 2,2 juta penduduk kota Sidney-Ausrtralia beserta 2.100 perkantoran mematikan semua lampu selama jam hingga mampu mengurangi konsumsi energi 10,2% di seluruh kota (www.earthhour.org).
1. Gunakan Lampu Flourescent
Cara termudah untuk mengurangi emisi karbon adalah dengan mengganti bohlam lampu pijar di rumah anda dengan lampu neon kompak atau dikenal dengan istilah Compact Flourescent Lamp (CFL). Lampu neon berbentuk seperti ice cream cone dan berukuran kecil ini, sangat hemat energi, mengkonsumsikan listrik 75% lebih rendah dibandingkan dengan bohlam lampu biasa.
Lampu CFL juga mengeluarkan panas lebih sedikit sehingga mengurangi penggunaan listrik untuk sistem pendingin (AC). Bandingkan dengan bohlam biasa, hampir 85% dari daya akan diubah menjadi panas, bukan cahaya ! Memang harga lampu neon kompak lebih mahal dibandingkan bohlam biasa, namun kemampuannya menghemat pemakaian listrik dan umurnya yang jauh lebih panjang (sampai 12.000 jam), akan menguntungkan anda karena mengurangi tagihan listrik rumah setiap bulannya.
Australia menjadi Negara pertama yang melarang penjualan lampu pijar pada tahun 2012. Langkah ini akan mengurangi emisi karbon hingga 4 juta ton dan mengurangi tagihan listrik untuk lampu hingga 66% Jika satu juta rumah masing-masing menggunakan 4 lampu hemat energi maka 900.000 ton gas rumah kaca akan terhapuskan. (Live Earth 2007)
2. Naikan Suhu AC
Kedinginan dalam ruang ber-AC? Kadang sampai harus memakai pakaian tebal atau selimut ! Menggelikan tetapi itu sering terjadi.
Sebenarnya ini mudah diatasi secara sederhana: naikan suhu pada pengatur AC. Di daerah tropis seperti Indonesia, suhu udara yang dibutuhkan agar orang dapat beraktifitas nyaman berkisar antara 240-260 C. Jadi tidak perlu mengatur AC di rumah pada suhu kurang dari 200C.
Semakin dingin suhu semakin besar energi listrik yang diperlukan. Itu hanya menambah biaya tagihan dan meningkatkan emisi gas rumah kaca.
Peserta konfrensi dihimbau untuk tidak menggunakan pakaian jas dan dasi, untuk menciptakan suasana lebih nyaman dan mengurangi penggunaan AC sehingga menurunkan jumlah emisi gas rumah kaca yang dikeluarkan. Demikian pengumuman dari Panitia Konfrensi PBB mengenai Perubahan Iklim 2007 di Bali.
3. Undanglah Angin Dan Cahaya
Ciptakan kenyamanan dalam rumah anda dengan membiarkan angin dan cahaya matahari masuk. Perbanyak atau perlebar bukaan dalam rumah baik berbentuk jendela maupun ventilasi. Biarkanlah udara dari luar mengalir ke dalam rumah, mengganti udara lama dan menyejukan ruangan.
Beri jalan kepada cahaya matahari untuk masuk dan menerangi bagian dalam rumah. Jika dirasa sinar matahari yang masuk membuat rumah menjadi panas, cegahlah dengan menggunakan jenis kaca atau kaca film yang dapat menahan sinar inframerah dan ultraviolet.
Dengan mengundang kedua elemen ini, anda dapat menurunkan pemakaian AC dan lampu, berarti hemat energi. Hemat energi berarti hemat pengeluaran karena penggunaan listrik anda berkurang.
Dinegara maju integrasi strategi pencahayaan alami pada gedung komersial mampu menurunkan biaya energi hingga 1/3, daerah tropis seperti di Indonesia memiliki cahaya alami melimpah karena matahari bersinar terus sepanjang tahun.
4. Pakai Peralatan Hemat Energi
Tanpa disadari banyak peralatan elektronik atau kebutuhan rumah tangga yang boros listrik, ada di rumah kita. Mulai dari mesin cuci, kulkas, AC, oven, pompa air, pemanas air, seterika listrik, TV, komputer sampaui tape atau home theater.
Periksalah apakah peralatan tersebut termasuk jenis yang hemat energi. Biasanya terdapat logo standar hemat energi seperti Energi Star atau baca kebutuhan konsumsi daya listriknya dan bandingkan dengan model terbaru.
Jika peralatan anda masih termasuk yang boros listrik saat mau mengganti, pilihlah model yang hemat energi.
Pasang pemanas tenaga matahari (solar thermal) di atap rumah. Manfaatkan energi gratis dari sinar matahari.
Penggunaan peralatan kantor hemat energi dapat mengurangi penggunaan AC sehingga memotong biaya energi dan emisi gas rumah kaca sebesar 20-30% (Green Office Guide, 2001).
5. Hindari Stanby Mode
Ketika memadamkan televisi dengan menggunakan remote control, kita berpikir terputus sudah aliran listrik ke peralatan ini. Salah ! Mematikan dengan remote, berarti memposisikan televisi pada stanby atau sleep mode.
Pada posisi ini semua peralatan elektronik-televisi, tape atau komputer masih mengkonsumsi listrik, menyedot energi secara diam-diam.
Karena itu matikanlah peralatan elektronik dengan cara menekan tombol on-off atau jika tidak terlalu merepotkan cabut saja stop kontaknya.
Di negara Inggris Raya, perilaku meninggalkan peralatan elektronik dalam posisi standby, menimbulkan kerugian hingga 11 milyar poundsterling di tahun 2010, demikian sebuah studi menyebutkan (BBC News).
Cabut saja kontak charger telepon genggam atau pemutar MP3 anda, saat tidak digunakan agar tidak ada energi listrik yang terbuang sia-sia.
6. Hijaukan Komputer Anda
Pada masa kini, komputer sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun tempat kerja. Tentu saja peralatan ini menyedot listrik, namun melalui beberapa tindakan sederhana berikut pemakaian energi bisa menjadi lebih efisisen :
- matikan komputer dan monitor jika sudah tidak digunakan atau ditinggal cukup lama.
- matikan monitor dan atur komputer pada posisi sleep atau hibernate jika ditinggal sebentar.
- hindari penggunaan screensaver karena mengkonsumsi banyak energi
- pertimbangkan memakai laptop daripada desktop karena lebih hemat listrik
- pertimbangkan menggunakan layar LCD dari pada monitor biasa karena hemat listrik
7. Bebas dari Stirofoam
Hidup memang lebih mudah dengan adanya stirofoam. Kita bisa gunakan untuk membungkus barang yang akan dibawa atau dikirim sehingga lebih tahan terhadap benturan.
Kita juga bisa pakai sebagai kemasan makan pada gelas minum yang bisa menahan panas, praktis dan murah. Tapi coba bayangkan, stirofoam bekas kita pakai tersebut tetap akan ada sampai ribuan tahun. Bahan ini memang termasuk jenis sulit sekali untuk dapat terurai di tanah.
Belum lagi disinyalir stirofoam ternyata mengandung zat styrene yang berbahaya bagi kesehatan. Lebih bijaksana jika kita mulai berhenti menggunakan barang ini. Toh, hidup juga tidak akan terlalu sulit tanpa adanya stirofoam.
Mintalah selalu minuman hangat yang anda pesan di restoran atau kafe disajikan dengan menggunakan gelas keramik atau mug, bukan cup stirofoam.
Stirofoam terbuat dari polystyrene yang berbahan baku minyak bumi. Semakin banyak stirofoam diproduksi berarti semakin banyak gas rumah kaca yang dihasilkan.
8.Kurangi Plastik
Banyak diantara kita yang kecanduan kantung plastik atau kresek. Belanja dimana pun dengan barang besar atau kecil, banyak atau sedikit, selalu dimasukkan ke dalam kantung plastik.
Harap diketahui kantung plastik ini sebenarnya terbuat dari minyak bumi dan gas alam, penyebab emisi gas rumah kaca.
Selain itu kantung plastik juga suit diuraikan, sehingga sampahnya berserakan dimana-mana hingga ratusan tahun.
Jadi sebaiknya kita kurangi penggunaan plastik ini. Masukkan barang belanjaan ke tas yang kita bawa jika muat atau bawalah sendiri tas atau kantung dari kain untuk barang belanjaan.
Sekitar 500 milyar – 1 triliun kantung plastik digunakan oleh penduduk di seluruh dunia dalam setiap tahun. (National Geographic News, 2003)
Untuk menekan konsumsi kantung plastik, pemerintah Irlandia menggenakan pajak bagi pemakai kantung ini sementara China melarang setiap toko memberikan kantung palstik gratis dan menganjurkan pembeli untuk membawa tas kain atau keranjang sendiri.
9. Hindari Bahan Beracun
Tanpa terasa, hidup kita saat ini telah berdampingan dengan bahan-bahan beracun. Beberapa diantaranya merupakan bahan yang digunakan sehari-hari baik di kamar mandi, kamar tidur, ruang keluarga, dapur maupun di halaman rumah. Bahkan tanpa disadari kitapun sering mengkonsumsi bahan makanan mengandung racun berbahaya.
Kenalilah bahan-bahan beracun tersebut demi kesehatan kita dan kelestarian lingkungan. Gantilah dengan bahan lain yang aman atau jika terpaksa tetap memakai, baca aturan pakai dan gunakan seaman mungkin.
- Bahan makanan tercemar pestisida menempel pada sayuran segar-cuci dengan air mengalir
- Cat tembok, beberapa cat masih menggunakan bahan timbal – gunakan cat bebas logam berat,
- Pembasmi serangga, Residu racun menempel – ganti dengan raket nyamuk.
- Hair-spray, AC berbahan dasar CFC, menyebabkan lubang pada ozon – cari produk yang non –CFC.
- Baterai mengandung logam berat – Pakai baterai isi ulang.
- Genteng asbes, seratnya bila terlepas ke udara bisa terhirup oleh manusia – pasang genteng selain asbes.
3R (Reduce, Reuse, Recycle)
Berbagai barang yang digunakan sehari-hari, kebanyakan berasal dari proses pembuatan yang menghasilkan gas CO2. Mengurangi pembelian barang sekali pakai atau menggunakan suatu barang berulang-ulang sebelum dibuang akan memberikan sumbangan dalam mengurangi perubahan iklim. Ada tiga prinsip bisa diterapkan yaitu Reduce (kurang), Reuse (gunakan kembali) dan Recycle (daur ulang).
Kurangi penggunaan kantung plastik atau kemasan seperti botol atau bungkus plastik maupun barang-barang sekali pakai.
Gunakan kembali kaleng bekas tempat susu atau makanan untuk pot tanaman, manfaatkan kedua sisi kertas sebelun dibuang, pakai baterai yang bisa diisi ulang, sumbangkan pakaian atau komputer beks agar dapat dimanfaatkan kembali oleh orag lain.
Daur ulang sampah dapur dan sisa makanan menjadi pupuk kompos.
11.Mari Meng-kompos
Tumpukan sampah memenuhi perkotaan, menimbulkan bau tak sedap dan pemandangan tidak mengenakan adalah sesuatu hal yang tidak perlu terjadi. Sebenarnya sampah dapat dikurangi sejak dari rumah.
Sebagian besar sampah rumah tangga adalah sampah organik atau basah, dihasilkan dari dapur seperti sisa-sisa makanan. Sampah ini dapat diurai menjadi kompos, berguna sebagai pupuk tanaman. Mengubah kebiasaan, hanya itu yang perlu dilakukan! Sediakan dua macam tempat sampah, satu untuk organik sedangkan yang lain untuk non organik.
Dengan cara sederhana ini, lingkungan jadi bersih dan tanaman pun tumbuh sehat karena dipupuk dengan kompos dari sampah yang kaya.
Sampah organik dari dapur dan halaman merupakan porsi terbesar sampah yang dihasilkan kota-kota di Indonesia mencapai 60-75%.
Cacing sangat bermanfaat dalam proses pengomposan sampah. Dengan menambahkan mahluk ini pada tumpukan sampah organik maka kita tidak perlu repot untuk melakukan pengadukan. Kompos yang dihasilkan pun lebih kaya akan nutrisi bagi tanaman.
12. Hematlah Air
Sayangilah air karena kini air bersih tidak melimpah seperti dulu lagi. Sumber-sumber air semakin berkurang, sementara kebutuhan meningkat terus.
Menyusutnya hutan atau ruang terbuka hijau sebagai tempat resapan air, tercemarnya sungai-sungai ditambah suhu udara yang makin panas membuat air bersih kian susah didapat.
Maka jangan buang air sia-sia berhematlah dengan cara :
- Stop kebocoran pada kran, pipa dan kloset
- Tutup kran pada saat gosok gigi, bercukur atau mencuci piring
- Pilih mandi dengan pancuran dari pada berendam
- Isi penuh mesin cuci sebelum dinyalakan
- Gunakan kloset efisien air
Hanya 30% dari populasi perkotaan dan 8% dari populasi pedesaan di Indonesia yang memiliki akses ke air bersih (WWF-Indnesia) (YK)
Source: Divisi Konsumen BNI 46