Friday, December 18, 2009

PC Desktop Semakin Terdesak

PENJUALAN PC global tidak akan terpuruk ke pertumbuhan negatif karena manusia tidak bisa hidup tanpa PC.Saat kondisi perekonomian semakin baik,pertumbuhan volume penjualan PC global akan kembali ke digit ganda.

Laporan terbaru firma riset International Data Corp (IDC) mengungkap, industri PC (personal computer) global telah lepas dari belitan krisis sejak kuartal ketiga (Juli-September) 2009.Pada periode tersebut, penjualan PC global bertumbuh 2,3% per tahun,setelah terus turun pada tiga kuartal sebelumnya.

IDC menegaskan, pendorong utama pertumbuhan tersebut adalah PC portable (notebook dan netbook), yang volume penjualannya bertumbuh 33,5% per tahun.Pada saat yang sama, volume penjualan PC desktop ternyata hanya bertumbuh mendatar. IDC mengungkapkan, kebekuan pertumbuhan penjualan PC desktop akan berlanjut hingga beberapa tahun mendatang. Ini adalah tanda bahwa kini PC desktop semakin ditinggalkan.Contoh paling mencolok terjadi pada 2009.

IDC memaparkan, pada tahun ini penjualan PC portable global mampu bertumbuh 15,8% per tahun.Pada saat yang sama,penjualan PC desktop global ternyata turun 12,9% per tahun. Pada 2010, penjualan PC portable diperkirakan bertumbuh 18,1% per tahun.Pada tahun yang sama,penjualan PC desktopternyata diperkirakan hanya bertumbuh 0,1%.

IDC memprediksi, pertumbuhan berdigit tunggal pada PC desktop akan berlanjut hingga 2012, dengan pertumbuhan 1,6% pada 2011 dan 2,0% pada 2012. Pada 2013, IDC mengungkapkan, pertumbuhan penjualan PC desktop global akan kembali melemah menjadi hanya 0,9% per tahun. Dalam catatan IDC, kinerja penjualan PC desktop global tersebut sangat kontras dengan kinerja penjualan PC portable global.

Dalam perkiraan IDC, volume penjualan PC portable global akan bertumbuh 18,8% pada 2011, kemudian 17,4% pada 2012, dan 14,8% pada 2013.Perkiraan IDC ini selaras dengan perkiraan firma riset pasar teknologi utama yang lain, yaitu iSuppli Corp. iSuppli mencatat, tahun 2009 menjadi awal babak baru industri PC global.

Pertama dalam sejarah, pada tahun ini volume penjualan PC portable mampu melampaui PC desktop. Konsumen berlomba membeli PC portable, dan menghindari PC desktopkarena manfaat komputasi bergerak yang ditawarkan PC portable. “Penjualan PC portable terus meningkat karena manfaat mobilitas dari PC portable dan PC portable pun kini memiliki kinerja dan fitur setara dengan PC desktop.

Faktor ini menyebabkan penurunan tajam penjualan PC desktop,” ujar Principal Analyst Compute Platform iSuppli Corp Matthew Wilkins. PernyataanWilkins tersebut dilandasi penelitian iSuppli terhadap kinerja penjualan PC global. Hasil penelitian itu mengungkap, pada 2009 volume penjualan PC desktop global akan turun 18,1% per tahun menjadi 124,4 juta unit, dari 151,9 juta unit pada 2008.

Kontras dengan kinerja penjualan PC desktop,iSuppli memperkirakan, volume penjualan PC portable global pada tahun ini akan meningkat 11,7% per tahun menjadi 155,97 juta unit,dari 139,6 juta unit pada tahun silam. Namun begitu, iSuppli menegaskan, pertumbuhan volume penjualan PC portable tidak cukup kuat untuk mengimbangi penurunan volume penjualan PC desktop.

Penyebabnya adalah krisis finansial global. Karena persentase pertumbuhan penjualan PC portable masih lebih kecil daripada persentase penurunan penjualan PC desktop,maka volume penjualan PC global secara umum pada 2009 akan turun. Akibat krisis dan penurunan penjualan PC desktop, iSuppli memperkirakan, volume penjualan PC global pada 2009 akan turun 4,0% per tahun menjadi 287,3 juta unit,dari 299,2 juta unit pada 2008.

Laporan terbaru iSuppli ini me-rupakan revisi tajam dari laporan sebelumnya karena pada awal tahun ini iSuppli memperkirakan volume penjualan PC global pada 2009 akan naik 0,7% per tahun. “Penurunan volume penjualan tahunan sangat tidak biasa dalam pasar PC.Bahkan,pada masa-masa sulit, volume penjualan PC global biasanya masih bertumbuh,kendati dengan persentase digit tunggal.

Pada 2009, volume penjualan PC global mengalami penurunan tahunan pertama sejak 2001,”papar Wilkins. Kendati menerbitkan perkiraan suram tentang kinerja pasar PC global pada 2009,iSuppli menyisakan kabar baik dalam laporan terbaru ini. iSuppli meyakini, krisis ekonomi global akan berakhir pada 2010. Saat perekonomian membaik, pada 2010 volume penjualan PC global akan bertumbuh 4,7% per tahun.

IDC menimpali, volume penjualan PC global secara umum tidak akan terjerembab ke dalam pertumbuhan negatif pada 2009. IDC menegaskan,pada 2009 penjualan PC global akan bertumbuh 1,3% per tahun,alias turun tajam dari 10,0% pada 2008. IDC memprediksi, pertumbuhan volume penjualan PC global akan kembali ke level berdigit ganda mulai 2010, yakni dengan angka 10,3% pada 2010.

Kemudian 12,0% pada 2011,serta 11,9% pada 2012,dan 10,3% pada 2013. “Kemampuan pasar PC global menghindari penurunan penjualan pada 2009 adalah bukti bahwa industri ini sangat tangguh.Pasar tersebut juga segera mencapai stabilitas karena PC sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia,” ujar Program Director Worldwide Trackers IDC Loren Loverde.

Loverde melanjutkan,pada masa krisis pun konsumen tetap membeli PC baru karena mereka tidak bisa hidup tanpa PC.Volume penjualan PC pun meningkat lebih cepat karena para produsen agresif menyajikan teknologi baru sekaligus memangkas harga, untuk mendongkrak daya beli.

“Siklus penggantian PC lama dengan PC baru serta penurunan cepat harga jual rata-rata PC menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar PC global.Saat perekonomian sudah pulih, maka pertumbuhan volume penjualan PC global akan kembali ke digit ganda hingga 2013,” tandas Research Manager PC IDC Richard Shim. (ahmad fauzi)
 
Thursday, 17 December 2009 
 
Sumber:http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/291019/36/     

Konservasi Energi ala Jepang

Dua kali krisis energi menjadi pengalaman berharga bagi Jepang. Tak pelak,berbagai kebijakan dan tindakan dilakukan. Mengembangkan energi terbarukan merupakan alternatif yang tidak bisa ditawar.

Dua krisis minyak yang terjadi pada tahun 1973 dan 1979 menjadi pengalaman pahit bagi Jepang.Ketika itu, Jepang yang ketergantungannya terhadap minyak bumi sebagai sumber energi primer mencapai 77%, perekonomiannya terpukul akibat lonjakan harga minyak di pasar internasional. Namun, bukanlah Jepang jika tidak belajar dari pengalaman. Krisis itu justru menjadi momentum bagi Negeri Matahari terbit itu untuk menata kembali struktur konsumsi energinya.Mereka menjalankan dua langkah sekaligus, yakni peningkatan efisiensi energi (penghematan) dan mengembangkan energi terbarukan.

Pascakrisis energi kedua (1979), Jepang mengeluarkan kebijakan rasionalisasi penggunaan energi berbentuk Undang-Undang Konservasi Energi, terutama pada sektor industri, perkantoran, jasa, dan alat-alat elektronik. Berbagai kebijakan penghematan energi di Jepang difokuskan pada empat sektor, yaitu peralatan elektronik,konsumsi energi di perumahan serta bangunan komersial, industri, dan transportasi. Dalam revisi peraturannya dibuat semakin spesifik tentang sejauh mana peralatan dan berapa energi yang boleh dan tidak boleh digunakan.

Lahirlah sistem yang dikenal sebagai Top Runner Standards, yakni upaya menyeleksi produkproduk yang paling efisien menggunakan energi. Sistem ini ternyata efektif untuk menekan konsumsi energi di Jepang. Ibarat kompetisi, industri di Jepang berlomba-lomba mengembangkan dan memasarkan produkproduk yang hemat energi. Mulai dari peralatan elektronik hingga mobil, dikembangkan sedemikian rupa sehingga lebih hemat energi. Salah satu contoh keberhasilan adalahpengembanganprodukindustri automotif. Mobil hibrida, jenis mobil yang menggunakan dua sumber energi,yaitu bahan bakar minyak (BBM) dan listrik,kini telah menjadi kendaraan populer di Jepang.

Di pasar domestik,mobil yang konsumsi BBM-nya jauh lebih hemat dibanding mobil konvensional ini menjadi salah satu yang paling laris. Di bidang pengembangan energi alternatif yang lebih terbarukan, Jepang juga termasuk pionir. Bagi mereka,pengembangan energi terbarukan mutlak harus dilakukan. Selain memiliki tren harga yang terus menurun seiring perkembangan teknologi, energi terbarukan juga relatif lebih ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen Jepang emisi gas rumah kaca secara lebih ambisius.

Seperti diketahui, berdasarkan Protokol Kyoto, Jepang berkomitmen mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dan lima gas rumah kaca (greenhouse gas) lainnya sebesar 6% dibanding level emisi pada 1990 selama periode 2008–2012. Negara itu sukses mengurangi ketergantungan pada minyak sebagai sumber energi. Proporsi minyak sebagai sumber energi turun drastis dari puncaknya 77% total sumber energi pada era sebelum krisis energi pertama tahun 1973, menjadi 57,1% tahun 1997, dan 47,1% pada 2006. Pada Mei 2006,Pemerintah Jepang merilis Strategi Energi Nasional Baru, yang mencantumkan target-target kuantitatif pengelolaan energi hingga 2030.

Di antara strategi itu,yakni mengurangi peran minyak bumi sebagai sumber energi hingga menjadi di bawah 40% total sumber energi, menaikkan efisiensi energi hingga 30%, serta menekan biaya pembangunan pembangkit listrik tenaga surya,serta menaikkan peran pembangkit listrik tenaga nuklir. Jepang mendorong pengembangan energi terbarukan melalui berbagai cara, seperti pemberian insentif perpajakan, subsidi, dan dana penelitian.Tak heran jika kemudian pengembangan energi terbarukan seolah menjadi gerakan masif di Jepang.

Saat Seputar Indonesia berkunjung ke Jepang, November lalu, tampak jelas kesungguhan pemerintah, baik pusat maupun daerah, serta masyarakat lokal untuk mengembangkan energi terbarukan. Salah satu yang gencar dikembangkan adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Jepang berharap kapasitas PLTS dapat mencapai 4,82 gigawatt (GW) pada 2010, naik signifikan dibanding 1,92 GW pada 2007. Di Kota Hokuto, Prefektur Yamanashi, misalnya saat ini sedang dibangun PLTS berkapasitas 2 MW.

PLTS memang cocok dikembangkan di Hokuto lantaran kota ini termasuk salah satu daerah di Jepang yang menerima sinar matahari lebih banyak dibanding wilayah lain. Proyek PLTS ini ditargetkan tuntas pada tahun 2010 mendatang dan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan listrik bagi 650 rumah tangga. Proyek tersebut hanya salah satu contoh pengembangan energi terbarukan di Yamanashi.

Di kotakota lain komitmen pemerintah lokal dan masyarakat untuk mengembangkan energi terbarukan juga terlihat.Pemerintah kota Tsuru, misalnya, pada 2004,memutuskan untuk membangun pembangkit listrik tenaga air berskala kecil (micro-hydro system). Memanfaatkan aliran air di kanal Kachugawa, pembangunan pembangkit listrik itu dikerjakan 21 Februari 2005 hingga 31 Oktober 2005.Pembangkit itu dioperasikan mulai 6 April 2006 dan mampu menghasilkan listrik hingga 20 kilowatt (KW). Sebagian kebutuhan pembiayaan pembangunan pembangkit listrik ini dipenuhi dari partisipasi warga melalui pembelian obligasi.

Berbagai kebijakan dan tindakan Jepang tersebut menunjukkan keseriusan negara itu dalam mengembangkan energi terbarukan. Mereka sadar bahwa energi terbarukan merupakan alternatif yang tidak bisa ditawar. (masirom)
 
Saturday, 12 December 2009 
 
Sumber:http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/289956/34/

Pengguna Internet Tembus 1,6 Miliar

BELANJAonline akan menjadi aktivitas utama para pengguna internet di dunia dalam empat tahun mendatang. Pangsa pendapatan iklan online pun akan terus membengkak melampaui media-media yang lain.

Survei terbaru dari firma riset International Data Corp (IDC) mengungkap, jumlah pengguna internet di dunia pada 2009 siap melampaui 1,6 miliar orang,alias lebih dari seperempat jumlah populasi Bumi. IDC memperkirakan, jumlah itu akan terus bertambah sehingga pada 2013 pengguna internet di dunia akan menembus angka 2,2 miliar orang,alias lebih dari sepertiga populasi Bumi.

IDC mencermati,jumlah pengguna internet di dunia meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir berkat kehadiran teknologi internet seluler.Jumlah pengguna internet seluler sendiri di dunia pada 2009 diperkirakan mencapai lebih dari 450 orang.IDC memperkirakan, jumlah itu akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada akhir 2013. “Jumlah pengguna internet seluler benar-benar meledak dalam beberapa tahun terakhir.

Berkat peningkatan ketersediaan informasi dan layanan, internet seluler telah mengubah kehidupan pribadi maupun profesional dari penduduk Bumi,”ujar Chief Research Officer IDC John Gantz. IDC mengungkapkan, penggunaan internet seluler bertumbuh lebih pesat daripada internet kabel karena internet seluler memang memungkinkan pengguna mengakses informasi di mana pun berada, tanpa harus menghubungkan gadget-gadget mereka ke kabel.

“Dalam beberapa tahun mendatang, cara manusia berinteraksi dengan internet akan benar-benar berubah.Ketika manusia semakin menyatu dengan internet, maka batas antara kehidupan pribadi dan kehidupan profesional akan semakin kabur karena orang bisa bekerja di mana saja,”tutur Gantz.

IDC menegaskan, penduduk Bumi pun semakin agresif mengadopsi internet seluler karena biaya layanan internet seluler dan harga gadget-gadget bergerak pengakses internet, seperti ponsel, smartphone, notebook,netbook,dan tentu saja modem internet seluler,semakin lama menjadi semakin terjangkau oleh kemampuan finansial sebagian besar orang.

Alhasil, IDC memprediksi, dalam empat tahun mendatang jumlah gadget bergerak yang mampu mengakses internet seluler di dunia akan melampaui angka 1 miliar unit.Gadget-gadget tersebut sebagian besar digunakan untuk mencari informasi, membaca berita, mengakses hiburan,serta berkomunikasi secara digital.

Lebih dari itu, kalangan usaha juga akan semakin banyak memanfaatkan internet seluler untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Namun begitu, IDC menggarisbawahi, ada satu lagi aktivitas online yang semakin populer hingga 2013.Yakni belanja.IDC mengungkap, pada 2009 nilai transaksi belanja online di dunia baru mencapai hampir USD8 triliun.

Tetapi,pada 2013 nilai transaksi onlinediperkirakan mampu menembus angka lebih dari USD16 triliun. Lonjakan minat terhadap belanja online mendorong para produsen meningkatkan aktivitas periklanan online. IDC mengungkap, pada 2009 nilai belanja iklan online di dunia sudah menembus angka hampir USD61 miliar, alias lebih dari 10% lebih besar daripada belanja iklan total seluruh media periklanan yang lain.

Pangsa itu diperkirakan meningkat menjadi hampir 15% pada 2013,saat nilai belanja iklan online global melampaui angka USD100 miliar. IDC menambahkan, lonjakan permintaan koneksi internet seluler berkecepatan tinggi di wilayah Asia Pasifik mendorong para operator seluler mengimplementasikan dan menawarkan teknologi koneksi yang lebih efisien.

IDC memperkirakan, teknologi internet seluler LTE (Long Term Evolution) akan menjadi idola di Asia Pasifik dalam beberapa tahun mendatang. IDC menjelaskan, tingginya permintaan koneksi internet seluler berkecepatan tinggi di Asia Pasifik tercermin dari tingginya permintaan koneksi internet seluler HSPA (High Speed Packet Access).

Sekadar penjelasan,HSPA adalah teknologi yang menggabungkan HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) dan HSUPA (High Speed Uplink Packet Access). Dengan teknologi koneksi HSPA, pengguna internet seluler dapat menikmati akses internet dengan kecepatan dan stabilitas koneksi lebih tinggi.Pada saat ini, teknologi HSPA sudah banyak ditanam di smartphone kelas atas dan modem-modem seluler.

IDC menegaskan, penggunaan layanan HSPA di Asia Pasifik mengalami lonjakan pesat dalam 18 bulan terakhir.HSPA adalah teknologi yang relatif baru.Tetapi, hingga akhir 2009, IDC memperkirakan, penggunaan HSPA di Asia Pasifik sudah mampu menembus angka 43,6 juta koneksi. Secara teoritis,teknologi HSPA menjanjikan kecepatan downlink hingga 14,0 Mbps (megabit per detik) dan uplink 5,8 Mbps.

Dalam standar 3G (generasi ketiga) kecepatan HSPA memang sudah sangat tinggi.Namun dalam era 4G (generasi keempat) kecepatan HSPA rupanya tidak cukup tinggi. Karena itu, dalam memasuki era 4G,para operator seluler diperkirakan akan menggantikan HSPA dengan LTE.Standar teknologi 4G memang bukan hanya LTE,karena ada pula teknologi WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access).

Namun begitu, IDC memperkirakan, LTE akan lebih banyak digunakan karena LTE didukung lebih banyak produsen ponsel raksasa. “Sukses HSPA dan peningkatan permintaan bandwidth yang terjadi secara terus-menerus, akan mendorong implementasi LTE di wilayah-wilayah Asia Pasifik yang sudah memiliki HSPA.WiMAX tentu saja akan hadir pula dan saling melengkapi dengan LTE,” ujar Director Telecommunications Research Asia Pacific IDC Bill Rojas.

Rojas menilai, konsumen sesungguhnya bisa menikmati akses internet seluler dengan kecepatan cukup tinggi dengan HSPA.Namun begitu,HSPA ternyata membebani operator seluler karena HSPA menuntut investasi infrastruktur secara terus-menerus, seiring peningkatan penggunaan bandwidth. Jika kapasitas infrastruktur HSPA tidak ditambah ketika penggunaan meningkat, maka kecepatan pun turun.

Saat kecepatan turun, konsumen pun kecewa sehingga meninggalkan operator seluler HSPA. Untuk menanggulanginya, tegas Rojas, operator seluler harus mampu menyajikan koneksi internet seluler yang bersifat massal.Di samping WiMAX, teknologi yang potensial untuk digunakan adalah LTE. Karena LTE mendapatkan dukungan lebih besar dari para produsen handset dan modem, maka kelak akan tersedia lebih banyak handset dan modem LTE,daripada WiMAX.

Para produsen teknologi yang paling agresif mengembangkan teknologi LTE adalah produsen ponsel terbesar ketiga dunia LG Electronics Inc dan produsen ponsel terbesar kedua dunia Samsung Electronics Co Ltd. LG dan Samsung adalah dua produsen ponsel dari Asia.Kedua perusahaan itu pun memiliki basis pelanggan sangat besar di Asia.Lebih dari itu, LG dan Samsung juga sudah lama bereksperimen dengan koneksi internet seluler berkecepatan tinggi di negara asal mereka.

Yaitu Korea Selatan, yang dikenal sebagai negara yang paling banyak menggunakan koneksi internet di Asia,bahkan dunia. LG mengaku sudah mengembangkan teknologi LTE sejak sekitar 2006. LG pun sudah mendemonstrasikan teknologi LTE sejak 2008.Namun begitu,LG baru berencana memasarkan ponsel LTE pada 2010. Samsung juga berencana memasarkan ponsel LTE pada kisaran waktu yang sama dengan LG.

“ChipLTE LG adalah hasil dari penelitian dan pengembangan signifikan selama bertahun-tahun dan kami bangga dengan pencapaian kami.Saya yakin,ketika layanan seluler 4G dirilis pada tahun depan, LG akan memimpin pasar handset dengan teknologi ini,” papar President & Chief Executive Officer LG Electronics Mobile Communications Co Dr Skott Ahn. Di pihak lain, Samsung juga sudah berhasil membangun sebuah ponsel LTE.Lebih dari itu,Samsung juga mengembangkan infrastruktur jaringan seluler LTE.

Samsung menegaskan, teknologi LTE yang dikembangkannya bisa bekerja sama alias interoperable dengan teknologi LTE dari produsen lain. “Kami berinvestasi besar-besaran dalam R&D (penelitian dan pengembangan) sistem nirkabel 4G dalam beberapa tahun terakhir. Dengan solusi total end-to-end (dari ujung ke ujung) untuk sistem nirkabel 4G, Samsung akan memimpin era broadband (internet berkecepatan tinggi),” tutur Senior Vice President Telecom Systems Division Samsung Electronics Co Ltd Hyojong Lee.

Secara teoretis, teknologi LTE memungkinkan pengguna ponsel men-download film berukuran 700 MB (megabyte) dalam waktu kurang satu menit karena LTE bisa menembus kecepatan download hingga 100 Mbps.Ada pun kecepatan upload maksimum LTE adalah 50 Mbps.Tapi dalam praktik,kecepatan LTE ternyata tidak setinggi itu. Dalam uji coba di Korea Selatan, chip modem LTE LG “hanya” mampu mencatat rekor kecepatan download 60 Mbps dan upload 20 Mbps.

Tetap saja,kecepatan itu jauh lebih tinggi daripada HSDPA. Sebab saat ini kecepatan download maksimum HSDPA adalah 7,6 Mbps. LG memaparkan, chip LTE menjanjikan manfaat nyaris tanpa batas. Baik ketika digunakan untuk meningkatkan produktivitas atau pun menyajikan hiburan. “Setelah LG berhasil mengembangkan dan menguji modem handset 4G pertama, kehadiran handset LTE menjadi semakin dekat.

Terobosan teknologi terbaru LG ini akan kami manfaatkan untuk memperkuat posisi LG di industri ponsel global,” ujar Chief Technology Officer LG Electronics Inc Dr Woo Hyun Paik. Chip modem LTE LG itu berukuran sangat kecil.Yakni 13 x 13 mm.LG menegaskan, dengan chip modem sekecil itu, produsen ponsel akan mampu membuat ponsel berdimensi lebih mungil.

LG menambahkan, para operator seluler di dunia tidak akan kesulitan mengimplementasi kan jaringan seluler LTE karena teknologi LTE dikembangkan berbasis teknologi WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access). LG mengklaim, sebanyak 85% operator seluler WCDMA di dunia akan mampu melakukan upgrade jaringan seluler menjadi LTE dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada biaya pembangunan jaringan baru yang menggunakan standar teknologi berbeda.Firma riset Strategy Analytics Inc memperkirakan, penjualan ponsel LTE di dunia akan mencapai 70 juta unit pada 2012 dan berlipat ganda menjadi 150 juta unit pada 2013. (ahmad fauzi) 
 
Tuesday, 15 December 2009  
Sumber:http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/290512/

2012 Hanya "Kiamat" Teknologi

Siklus Matahari

Berdasarkan pengamatan Lapan ( Lembaga penerbangan dan Antariksa nasional ), tahun 2012 akan menjadi puncak dari aktivitas matahari. Prediksi ini dihitung berdasarkan siklus matahari yang sudah tercatat sejak tahun 1700. Para peneliti matahari di dunia sepakat bahwa saat ini telah memasuki siklus matahari ke-24. Puncak aktivitas siklus akan menimbulkan badai matahari. Salah satu tanda meningkatnya aktivitas matahari adalah meningkatnya jumlah sun spot (bintik matahari). Pada 2012 jumlah sun spot akan meningkat

Sebagai sebuah siklus, badai matahari pernah menyebabkan beberapa kerusakan pada sistem teknologi. Pada awal 1859 badai matahari menyebabkan jaringan telegram rusak terbakar. Salah satu ganguan terhebat akibat badai matahari dialami kanada pada tahun 1989. Badai matahari menghanguskan trafo listrik Hydro-Quebec di negara bagian Quebec yang menyebabkan kelumpuhan total di semua sektor. Sarana transportasi yang menggunakan listrik seperti kereta bawah tanah dan trem berhenti dan membuat semua orang tidak bisa berangkat bekerja. Kantor-kantorpun lumpuh karena listrik mati sepanjang hari.

Beberapa di swedia juga pernah kehilangan pasokan listrik pada peristiwa yang sama terjadi di tahun 2003. Akibat badai matahari ajang piala dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang mengalami gangguan. Namun demikian melihat kondisi matahari yang tenang di tahun 2009 ini, maka badai bisa saja tidak akan terjadi pada 2012 melainkan 2013. Lalu apakah dampak dari badai matahari akan seekstrem sebagaimana dalam film 2012??” Badai matahari tidak akan berdampak langsung kepada manusia, melainkan kepada sistem teknologi”

Istilah kiamat itu lebih cocok diasosiasikan pada kondisi saat manusia tidak bisa memanfaatkan lagi teknologi. Setidaknya ada beberapa dampak yang ditimbulkan dari badai matahari. Akan terjadi gangguan pada jaringan komunikasi yang menyebabkan blackout (teputusnya jaringan komunikasi). Kondisi itu membuat sistem komunikasi manusia pada saat kejadian layaknya mundur ke masa 30 tahun yang lalu. Badai matahari juga menyebabkan gnguan listrik, menyebabkan percepatan korosi pada pipa-pipanya, gangguan pada satelit dan penerbangan yang melewati kutub akan mengalami radiasi yang tinggi. Badai juga berdampak pada iklim dengan meningkatnya suhu permukaan.

Beberapa Gangguan Teknologi Dari Dampak Badai Matahari sbb:

  1. Gangguan ionosfer secara mendadak, memutuskan komunikasi radio HF dalam melakukan penerbangan internasional.
  2. Output baterai dari panel surya menurun/drop dan satelit terganggu (Oktober 1989 dan November 2001).
  3. Satelit komunikasi milik Kanada dan Amerika Serikat mengalami gagal operasi (Mei 1998)
  4. Orbit satelit astronomi Asuka (Jepang) tidak stabil (Juli 2000) dan hilang kontrol (Maret 2001)
  5. Transformer listrik terbakar, listrik Quebec, Kanada, padam (13 Maret 1989) dan Swedia (Oktober 2003).
  6. Gangguan siaran televisi jepang ketika Piala Dunia 2002.
  7. Pengiriman citra dari satelit meteor terganggu.
(Sugeng Wahyudi)
Sumber: Harian Sindo, Kamis tanggal 17 Desember 2009, Hal.12

Tuesday, December 15, 2009

PERUBAHAN IKLIM: Perdagangan Karbon Tak Adil

Melalui kegiatan Global Day of Action-International Demonstrations on Climate Change, yakni sebuah aksi demonstrasi perubahan iklim secara global, Sabtu (12/12) di berbagai negara di dunia, ditekankan agar reduksi emisi tidak dialihkan menjadi mekanisme perdagangan karbon. Perdagangan karbon dengan ”pembeli” negara maju dan ”penjual” negara berkembang itu merupakan mekanisme tidak adil.

”Perdagangan karbon dari negara-negara berkembang yang diklaim menjadi sebuah upaya penurunan emisi oleh negara maju itu berarti tetap membiarkan emisi terus berlangsung dari kegiatan industri di negara-negara maju. Ini suatu bentuk pengalihan reduksi emisi yang harus ditentang,” kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Berry Nahdian Forqan di Jakarta.

Bersama aktivis lingkungan lainnya, Walhi mengarahkan tuntutan melalui Global Day of Action ke Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. AS, dengan total emisi 36,1 persen di dunia, hingga saat ini enggan menyepakati target penurunan emisi sesuai dengan Protokol Kyoto. Ini menjadi preseden buruk bagi negara lain.

Kesepakatan global yang dituangkan dalam Protokol Kyoto, menurut Berry, mencapai target menurunkan emisi 24-25 persen dari level tahun 1990 untuk pencapaian tahun 2020, khusus bagi negara-negara industri atau Annex-1. Berdasarkan pertimbangan dan analisis ilmiah, jika target penurunan emisi tersebut tidak ditempuh, diperkirakan kenaikan suhu global mencapai 2 derajat celsius dalam 100 tahun terakhir.

”Kenaikan suhu 2 derajat celsius berdampak pada perubahan iklim dan bencana yang lebih parah akan dihadapi negara-negara berkembang, bukan negara- negara maju. Negara maju sekarang lebih siap menghadapi bencana atas perubahan iklim,” kata Berry.

Lahan gambut

Melalui surat elektronik pada Sabtu pekan lalu, Ketua Kelompok Kerja Alih Guna Lahan dan Kehutanan pada Dewan Nasional Perubahan Iklim Doddy Sukadri dari Konferensi PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC) di Kopenhagen, Denmark, menyatakan, Indonesia menekankan pentingnya mengurangi emisi melalui upaya mempertahankan lahan gambut.

Mantan Direktur Eksekutif Walhi Chalid Muhammad mengatakan, dari sisi mempertahankan kehutanan maupun lahan gambut, Indonesia dihadapkan pada ironi perluasan lahan perkebunan sawit di sejumlah daerah yang disetujui pemerintah. ”Perluasan sawit kian mendesak keberadaan hutan-hutan heterogen yang menyimpan keanekaragaman hayati,” kata Chalid. (NAW)

Senin, 14 Desember 2009 | 02:52 WIB

Jakarta, Kompas -  http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/12/14/02521361/perdagangan.karbon.tak.adil

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...